Selasa, 05 Juli 2011

THE SIDE STORY OF NOVUS PART 22

The Story of Novus (Part 22) Finale - One....
==========================================

-----------
Sebelom kita mulai cerita terakhir dari trio patriot Novus ini, gw sebagai pengarang cerita ini mau mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya buat para pembaca, yang semuanya gw anggap teman-teman yang selalu mendukung gw dalam membuat sebuah cerita yang baik. Tanpa adanya kalian semua, cerita ini ga akan jadi sepanjang ini. Gw sendiri memutuskan untuk mengakhiri cerita ini disini, justru karena takut mengecewakan kalian semua bila kualitas cerita gw makin turun dan turun karena terlalu panjang.

Buat gw yang amatiran dan ga pernah bikin cerita untuk dipublikasikan sebelomnya, menulis cerita ini sangat-sangat menyenangkan. Seperti sebuah mimpi indah, untuk pertama kali di dalam hidup gw, gw dikenal banyak orang (dengan julukan pantie? swt -_-a), ga pernah sekalipun gw membayangkan cerita gw ini akan menyebar di begitu banyak forum, dan dibaca oleh begitu banyak teman-teman. Membuat gw punya banyak kenalan, dan menemukan sahabat-sahabat baru.

Kasus yang terjadi baru-baru ini oleh salah satu temen kita di forum juga jadi kenangan yang menyenangkan sekali buat gw^^, ga nyangka gw bisa di bela dan di dukung oleh begitu banyak orang.... terima kasih gw buat kalian mungkin ga akan ada abisnya.... thanks guys... n buat temen kita yang sempet bermasalah, semoga dirimu bisa belajar dari kesalahan ya bro... thanks, berkat dirimu gw bisa menyadari hal yang menyenangkan ini...

Gw mohon maaf bila sering membuat kalian menunggu terlalu lama, tapi karena pekerjaan gw di dunia nyata cukup banyak menyita waktu dan tenaga gw, belom lagi tugas gw sebagai musisi yang punya cita-cita bisa turut berkecimpung di dunia musik indonesia. Tapi sedikitpun gw ga pernah melupakan kalian semua yang menunggu lanjutan cerita gw.

Cukup menyedihkan buat gw mengakhiri mimpi indah ini. Tapi, dimana ada pertemuan, pasti ada perpisahan....
So... This is it.... The Finale.... dengan format yang berbeda dari sebelomnya..... semoga tidak terlalu mengecewakan... enjoy.....

Jakarta 14 April 2008, Penulis,
Putra Mulia a.k.a Pan7her, (a.k.a Panther, Pan'tujuh'her, Panjer, Panput, Pan123456789her, Pantie, pan7ha7 dan segudang nama panggilan aneh bin ajaib yang diberikan ke gw T_T)

Btw, untuk lebih menikmati cerita ini, ada baiknya begitu memasuki bagian terakhir cerita, kalian mendengarkan theme song dari RF sendiri yang berjudul 'one' biar bisa lebih mengkhayati ceritanya, ntar gw kasih tau dimana saat yang tepat wat dengerinnya
------------

7 Bulan telah berlalu.....

Ravi telah sukses mengejar segala kekurangannya. Duetnya dengan Risis Cindy sudah terkenal di seantero Novus, bahkan pernah menjadi target bangsa beberapa kali selama Chip War. Ravi yang dulu tidak mampu menghadapi musuh-musuh yang tangguh, sekarang udah jadi X-job legendaris. Begitu banyak patriot-patriot Cora baru yang tertarik untuk menggeluti profesi X-job setelah mendengar cerita-cerita tentang Ravi. Bahkan akademi Cora sekarang memiliki kurikulum sendiri bagi para calon X-job dan X-job baru jadi, dengan Ravi sebagai instrukturnya. Dan seperti yang di duga, kadang-kadang terdengar kasus pelecehan bagi para murid-murid wanitanya, untungnya pengadilan Cora ga perlu repot-repot mengadili dirinya karena sepertinya udah di 'adili' sendiri sama RIsis miliknya. (gosipnya sih dikebiri...swt)

Di Bellato, Zinn telah diakui menjadi salah satu dari jajaran Warchon. Kehandalan Zinn mengendarai RMAU meningkat pesat sejak dia di beri latihan privat bersama Hazel yang telah pensiun dan memfokuskan diri untuk melatih bibit-bibit berbakat di Bellato. Sepak terjang Zinn di medan perang mengingatkan banyak orang kepada pelatihnya. Dari sekian banyak unit MAU yang berserakan di Chip War, ga ada yang mampu mengendalikannya selincah Zinn. Dan untuk kabar baik, saat ini Zinn sedang bertunangan dengan seorang Berserker cewe bernama Razelth.

Monica saat ini udah berhenti dari kancah perang semenjak identitasnya sebagai mata-mata Bellato terungkap. Dia hidup damai bersama kedua orang tua angkatnya. Zinn seminggu sekali datang dan nginep disana, berkumpul bersama keluarganya yang baru. si Zinn beberapa kali mengajak Monica untuk kembali ke medan perang karena sayang dengan kemampuan yang dia miliki. Tapi Monica selalu menolak, dia bilang, hanya berharap suatu saat nanti akan bertemu lagi dengan TherMiaN.

Dan ngomong-ngomong soal TherMiaN, keberadaan makhluk gila kekuatan yang satu itu sampe detik ini masih misteri. Dia bener-bener menghilang dari muka Novus. Bahkan ga pernah nongol di Chip War. Sebuah hal yang sangat-sangat ga wajar buat orang seperti TherMiaN. Tapi beberapa saksi mata di Cora dan Bellato pernah memberikan kesaksian kalo pernah ngeliat sosok 2 Accre berbaju putih yang muter-muter di Haram, Numerus, Solus dan Anacade. Tapi 2 Accre tersebut ga pernah nyolek lvl-lvl kecil, sepertinya mencari-cari seseorang.... mungkinkah?

.........

"HUAYAH! Bukan gitu caranya!! udah dibilangin berapa kali masih ga ngerti juga sih?!", Bentak Ravi. Sesi latihan untuk para calon X-job lagi berlangsung. Ravi saat ini lagi menjalankan tugasnya sebagai instruktur. Ternyata gitu-gitu dia galak juga lho. Seorang War-Summoner yang baru jadi dan baru memiliki Hecate untuk di latih lagi di bentak-bentak sama Ravi.

"Tapi, Pak....", bela si X-job baru jadi bernama Ivar itu.

"PAK?!!! PANGGIL GW KAKAK!! ggrrrr....", bentak si Ravi lagi dengan tampang terhina.

"wew.... ok de.... kk...", jawab si Ivar dengan ekspresi swt...
Ravi menghela nafas panjang dan berdiri di sebelah si Ivar. "Gw kasih contoh sekali lagi ya, perhatiin baek-baek!".

"Siap Pa, eh... kk!!", jawab Ivar

Ravi berdiri di hadapan sebuah monster-monsteran yang biasa dipake untuk pelatihan akademi. Ga seperti kebanyakan summoner yang harus berteriak saat memanggil Animusnya, Ravi hanya mengangkat sebelah tangannya seperti menyuruh seseorang bangun, seketika tanah disekelilingnya berubah menjadi merah dan dari bawah muncullah sosok RIsis Cindy. Semua murid-murid yang ada disana menatap dengan takjub proses summon yang dilakukan oleh Ravi.

Ravi menatap anak-anak didiknya dan tersenyum penuh arti, 'Hmph.... gw emang keren....', pikirnya. Lalu dia melihat salah satu bronies (berondong manies) yang lagi menatap dirinya dengan penuh kekaguman. Pikirannya langsung melayang ke hal-hal yang aneh-aneh...

"Kk.... kok mukanya aneh gitu sih?",Ivar membuyarkan lamunan maut Ravi. Ravi yang kaget langsung buru-buru merubah muka mesumnya kembali menjadi muka sok keren.

"Uhum.... mmmm... sori, tadi gw lagi mendapatkan ilham...", Dalih si Ravi. Ivar menatapnya penuh ketidak percayaan. "Hush! diem aja n perhatiin yang bener!", bentaknya tengsin.

Ravi melakukan Buff-buff untuk dirinya sendiri, lalu mencabut Hora Staff nya dan mulai meng-cast ke arah momon jadi-jadian itu, "Ensnare!! Weakness!! Elemental Burn!! Sloth". Selesai meng-Cast, dalam sepersekian detik Ravi mengganti Hora Staffnya dengan SI Spadona miliknya (yang katanya sih beli sendiri.... tapi gw ga yakin). Begitu cukup dekat dengan targetnya, dia langsung bersalto, "Preassure Bomb!!"

DHUARR!! momon-momonan itu pun langsung rata dengan tanah yang membentuk sebuah lobang gede, cukup gede buat orang ngumpet. Seluruh murid-murid akademi disana berdecak kagum. Dan Ravi kembali tersenyum sumringrah, kuping elfnya berusaha menangkap kata-kata pujian dari murid-muridnya (khususnya yang cewe-cewe).

"Hebat yah pelatih kita", "iya..iya... keren banget", senyum Ravi makin lebar aja mendengarnya, "Tapi katanya playboy yah?", "iya lho... aku juga disuruh hati-hati sama mama aku...","ih kamu juga ya? aku juga lho...", Gubrak.... Ravi langsung nyungsep di lobang yang dia buat sendiri.

TENG.... TENG.... TENG.... Bel tanda waktu pelajaran telah usai berbunyi. Anak-anak akademi pun mulai membereskan barang-barangnya.

"Oke semuanya, sampe bertemu minggu depan, jangan lupa Pe-Er-nya dikerjain yah, minggu depan dah harus selesai!", Seru Ravi.

"Iyaaaa kaaaak.....", Anak-anak didiknya menyahut bersamaan. Lalu mereka mulai beranjak pulang setelah memberikan salam. Ravi memperhatikan murid-muridnya berlalu sambil sedikit tersenyum. Dia ga menyadari kalo ada yang mendekatinya. Plok! orang itu menepuk pundak Ravi, Ravi menoleh dan melihat disampingnya ada.... Namine.

GRUSAK! GRUSAK! GRUSAK!!! Ravi langsung ngibrit terjatoh-jatoh n ngacir ke tembok terdekat dengan tangan yang nemplok ke dinding. Tampangnya panik dan berkeringat. Namine tertawa kecil dan mendekatinya. Semakin Namine mendekat, muka Ravi semakin pucet dan keringetnya mengalir makin deras.

"Kamu kenapa sih? lucu banget..", tawa Namine, "Aku mau bilangin, nanti siang ada rapat di CoH", Bagi yang belom tau, CoH itu adalah kependekan dari Chamber of Hay, nama yang diberikan untuk ruangan khusus guild JusticE, entah siapa yang ngasih, swt. Setiap kali diingatkan oleh nama itu, Ravi selalu berpikiran klo dia kayaknya salah masuk Guild.
Perlahan-lahan Namine semakin mendekatkan mukanya ke muka Ravi, tampang Ravi jadi makin pucet, tembok aja kalah kali puthnya. "Btw, kamu ga bilang apa-apa kan soal aku sama siapapun?", tanya Namine dengan nada manis. Ravi buru-buru geleng-geleng, "Hmm.. Bagus..", Namine tersenyum, "Awas kalo bilang-bilang!", kata-kata terakhir Namine itu membuat Ravi langsung berubah menjadi batu..... karena..... Namine..... mengeluarkan kata-kata itu....... dengan....... SUARA COWO!! Namine pun tersenyum dan meninggalkan Ravi yang menjadi batu sendirian disana. Setelah Namine pergi, Ravi jatoh terduduk, dengan ekspresi masih shock...... lalu nangis...

...................

Di Solus, Zinn lagi berpatroli rutin. Kali ini dia ga ditemenin sama tunangannya, dan patroli solo aja. Sambil mengandalikan RMAU nya dengan santai, Zinn berkeliling ke tempat dimana para lvl-lvl kecil biasanya lagi quest ato lagi leveling. Keadaan keliatannya cukup aman. Zinn menyalakan radar miliknya dan melihat bahwa situasi saat ini cukup aman karena dari radar ga terdeteksi adanya penampakan musuh sama sekali. Dia pun melanjutkan perjalanannya ke beberapa kelompok Bellato di daerah Hutan Crawler yang ditunjukkan oleh radarnya.

Sesampainya disana, terlihat cukup banyak Bellato yang lagi hunt party. Dan diantara sekian banyak orang-orang itu, ada sosok yang dia kenal.... Aina. Aina terlihat lagi men-support semua orang yang kelihatannya membutuhkan bantuan tanpa pilih-pilih. Karena keadaan dirasa cukup aman,Zinn turun dari unit MAU nya dan berjalan menghampiri Aina.

Aina menyapa Zinn begitu dia melihat Zinn dateng, "Hai!"

Zinn tersenyum dan menyapa balik, "Halo, apa kabar? lagi ngapain?".

Aina tersenyum ramah, "Ah... enggak... aku lagi bantu-bantu aja disini...", jawabnya dengan tatapan yang agak sedih.

"Mmmm.. ga leveling?", tanya Zinn.

Aina terdiam sesaat, lalu menatap langit, "Enggak ah.... ga semangat ngapa-ngapain.... males aja abisnya ga ada Rakuen...", jawabnya dengan senyum yang rada kepaksa. Zinn jadi ga bisa ngomong apa-apa, dia cukup mengerti perasaan Aina karena dia pernah ada di posisi yang sama dengannya.

"Apa kamu mau selamanya seperti ini?", tanya Zinn hati-hati, berusaha ga menyakiti hati Aina, "Rakuen pasti akan sedih kalo dia ngeliat kamu kayak gini terus...", Aina terdiam, tatapan matanya kosong. Zinn menghela nafas panjang. Tiba-tiba kunci RMAUnya berbunyi alarm. Zinn dan Aina kaget.

"Alarm?! ada musuh?!", seru Zinn. "Aina, suruh orang-orang berlindung di tempat yang aman!!", Aina pun buru-buru menginstruksikan kepada semua yang lagi hunt disana untuk segera melarikan diri. Zinn bergegas menghampiri unit MAUnya yang lagi di parkir, n melompat masuk ke dalam kokpitnya, dan pintu kokpitnya menutup perlahan setelah dia masuk.

Di dalam, Zinn langsung memasukkan kunci ke tempatnya, dan menekan tombol-tombol untuk mengaktifkan unitnya. mata RMAU milik Zinn menyala seiring aktifnya unit tersebut. Zinn melihat ke dalam radar, dan melihat ada 3 Cora yang keliatannya lagi mengejar seorang Bellato.

"Ayo berangkat, Verde!", seru Zinn kepada unitnya, Verdebuster, Zinn memberikan nama kepada RMAU nya dari nama seorang Accretia yang pernah menyelamatkan nyawanya. RMAU nya bagaikan menjawab perintah pemiliknya, mengeluarkan bunyi mesin yang nyaring, lalu Zinn berangkat menuju lokasi yang ditunjukan oleh radar.

Sesampainya disana, Zinn melihat seorang Holy Chandra bernama CliniQue yang di kejar-kejar oleh Grazier, Templar dan Black Knight. Graziernya ngiket HC itu dan memberikan debuff-debuffnya, sementara Templar dan Black Knightnya melukai si Holy Chandra perlahan-lahan.

"Huh! Dasar pengecut!! beraninya sama level cupu!!", geram Zinn, "Sini! Hadapi gw!!", Zinn pun meluncur dengan kecepatan yang lebih dari biasanya, Cora-cora yang ada disitu sepertinya cukup terkejut dengan kemunculan Zinn. Yang Grazier malah keliatannya bersiap-siap mau lari. Tapi Templar dan Black Knightnya sepertinya bermaksud untuk menghadapi Zinn. Black Knightnya maju dengan niat untuk menghambat laju RMAU Zinn dengan perisainya. Mungkin dalam mimpi tergilanya, Black Knight itu ga akan pernah ngeliat sebuah unit MAU yang melakukan manuver dengan gerakaan berputar 360 derajat. Zinn pun melewati BK yang masih terbengong-bengong itu.

Templar dihadapan Zinn sepertinya ga terlalu kaget, entah karena pernah bertemu Zinn di Chip War ato gimana, tapi dia mengayunkan Field Lancenya dengan jurus Fury Swipe, dan lagi, meleset, setelah Zinn melakukan manuver kesamping dengan jalur mirip huruf L. Zinn menghindari Templar dan Black Knight itu karena sasarannya adalah sang Grazier yang berdiri paling belakang.

Grazier itu keliatan panik banget karena RMAU Zinn meng-skip kedua temennya dan mengincar dirinya. Entah panik ato gimana, Grazie tersebut meng-cast ensnare untuk menghambat gerakannya Zinn.
Tapi seperti yang kita tau, dimana Ensnare ga mempunyai efek terhadap unit MAU. Dengan sekali tebas oleh RMAU Zinn, Grazier itu pun langsung almarhum, sebelom Isis emas miliknya sempet melakukan apa-apa.

Zinn memutar RMAUnya untuk menghadapi Templar dan Black Knight yang tersisa, sempet ngelirik ke arah HC yang tadi di ensnare, ternyata udah bisa lari dengan bebas, dari agak jauh, Zinn melihat Aina mengacungkan jempolnya. Zinn tersenyum dan meneruskan serangannya ke arah Cora-Cora itu.

Ga perlu waktu lama untuk Zinn membereskan para perusuh itu, dengan support dari Aina, tugas Zinn menjadi jauh lebih mudah. Dalam sekejap, kedua Cora tersebut udah bobo. Paling agak alot di Black Knightnya, itupun terhitung cukup cepet berkat Aina. Setelahnya, Zinn mendekati Aina, dan membuka kokpitnya dan berdiri di ambang pintunya.

Aina berteriak dari bawah, "Rasanya ini yang harus aku lakukan.... agar pengorbanan Rakuen untuk aku ga sia-sia", serunya semangat. Matanya kembali memancarkan cahaya persis seperti saat Zinn pertama kali bertemu dirinya. Zinn pun tersenyum.

"Mmm... ngapain? ngeliatin orang rusuh dari jauh? gg", canda Zinn.

"ZZZZZ... bukan gitu yooo.... mau mulai leveling lagi biar bisa terus menjaga bangsa kita dari serangan-serangan pihak yang ga bertanggung jawab seperti ini", semprot Aina.

"Baguslah kalo begitu", sahut Zinn, "Kalo gitu, gw balik ke markas dulu ya, mau kasih laporan patroli hari ini", katanya sambil melambaikan tangan, Aina membalas lambaiannya dan berjalan menuju kerumunan Bellato yang kembali meneruskan aktifitasnya masing-masing. Zinn menutup kokpitnya dan mengarahkan RMAU nya menuju markas.

.........................

Monica lagi berjalan-jalan di Markas Bellato, meskipun udah ga make baju bangsa Cora, tapi dia tetep menarik perhatian kemanapun dia pergi, karena tinggi tubuhnya yang berbeda dari cewe-cewe Bellato kebanyakan. Saat lagi belanja ke markas, seluruh mata pasti tertuju kepada dirinya (sebenernya sih ga gitu juga, tapi dia kepedean aja, gg).

Hari ini Monica dititipin sama ortunya untuk belanja pot FP buat nyokapnya masak (masak pake FP? swt). Selesai belanja segala keperluannya, Monica melintas di depan portal besar yang biasa digunakan untuk pergi ke Craig Mine dan Sette. Langkah Monica terhenti di depan portal tersebut, sementara dia memperhatikan orang-orang keluar masuk dari portal tersebut.

Monica celingak-clinguk melihat keadaan sekitarnya, lalu entah apa yang ada dipikirannya, dia pun melangkah memasuki portal tersebut.

Sesaat semuanya menjadi terang saat Monica berada di dalam portal, perlahan-lahan semuanya menjadi berwarna lagi. Whushhh.... Angin semilir yang kerap berhembus di Craig Mine menyapu wajah Monica dengan lembut. Tatapan Monica menerawang jauh, sejauh pikirannya yang lagi melayang entah kemana.

Dia kemudian berjalan perlahan sambil menenteng belanjaannya, ke tempat rahasianya, ke tempat yang menyimpan kenangan masa lalunya, ke tempat yang menyimpan bukti cintanya.

Tempat itu rasanya jauh sekali untuk Monica, karena hatinya berkecamuk, antara dia ingin cepet-cepet sampe dan melepas rindunya ke tempat rahasianya, atau ga pingin cepet-cepet sampe karena takut dia akan makin merindukan cintanya. Tapi mau ga mau akhirnya dia sampe juga. Monica menatap tempat sejuta kenangan cintanya dengan tatapan rindu. Sebuah coret-coretan di tebing hasil tulisan tangannya, Monica mendekati tulisan-tulisan itu dan mengelusnya, di bawah tulisannya, ada tulisan yang dibuat oleh TherMiaN. Monica meneteskan air mata tanpa dia sadari. Hatinya begitu merindukan pujaan hatinya, terlalu kangen, hingga rasanya sakit....

NGIING.... Dari belakang Monica, terdengar suara mesin bergerak. TherMiaN? pikir Monica, tapi sesaat kemudian dia berpikir, mungkin sama aja seperti yang sebelomnya dimana yang ada di belakangnya adalah Accre lain dan menyerang dirinya. Susahnya, saat ini dia sama sekali ga bersenjata dan ga berarmor. Buru-buru dia membalikkan badannya dan melihat....

Sesosok Accretia berarmor serba putih, Armor Ranger Accretia.
Berdiri cukup jauh dari Monica... Accretia itu berdiri tegak.... tidak bergerak.... Accre itu.... sebelah tangannya.... ga ada? Accretia dengan satu lengan itu menatap Monica tanpa bersuara. Monica hampir ga berani untuk mengeluarkan suara... tapi rasa keingin tahuannya untuk bertanya melebihi ketakutannya...

"TherMiaN?", tanyanya dengan suara yang nyangkut di tenggorokan.

Accretia itu tetep diem, membuat Monica siap-siap untuk ambil langkah seribu seandainya Accre yang ada di hadapannya itu bukan orang yang dia harapkan. Tapi entah kenapa, dia yakin banget kalo itu adalah TherMiaN. Di luar dugaan, bukannya nyaut, Accre itu malah bergerak maju mendekatinya. Monica masih tetep ragu-ragu antara mau kabur ato nggak, tapi refleknya membuat kakinya melangkah mundur. Sampai akhirnya Accretia itu cukup deket, dan udah ga mungkin lagi buat Monica untuk kabur karena punggungnya udah bersender di dinding. Accretia itu berhenti tepat di depan Monica.

"Halo, Mon...", kata TherMiaN (yang berarmor putih itu lho), santai...

Monica yang dari tadi tegang luar biasa langsung merasa lemas. Kepalanya tertunduk, dan tangannya mengepal. TherMiaN menundukan kepalanya untuk melihat wajah Monica.

"Mon?", tanyanya. Monica mengangkat wajahnya dengan wajah........murka. Monica menarik belakang leher TherMiaN dan dalam satu gerakan pasti menariknya lalu menghantamkan wajah TherMiaN ke dinding tebing.

DUENGG!!! itu tebing ampe retak gara-gara dihajar muka TherMiaN.

"DASAR COWO GA BERPERASAAN!!! KAMU INI.....!!!! KAMU....!!! KAMU...!!!! ...............!!!", Monica mencak-mencak, memaki-maki TherMiaN yang berusaha melepaskan mukanya yang nyangkut di dinding tebing itu. "Kamu ini.......", mata Monica mulai berkaca-kaca hingga akhirnya air mata mengalir deras dan dia pun terduduk di tanah.

Setelah berhasil melepaskan diri dari dinding tebing, TherMiaN ngeliat Monica terduduk di tanah sambil menangis. TherMiaN pun ikutan duduk bersila dan terdiam ngeliain Monica yang terisak.

"Mmmm..... Mon? Gw salah lagi ya?", tanya TherMiaN kagok. Monica ga menjawab, tapi memberikan tatapan membunuh kepada TherMiaN, yang bikin TherMiaN langsung ga berani ngomong lagi.

Akhirnya Monica berhenti menangis, tapi ga sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka. Suasana hening, kecuali suara angin yang berhembus meniupkan daun-daun yang melayang santai. kriiik.......kriiiik.......

Monica tau kalo TherMiaN ga berani memulai pembicaraan lagi. Jadi dia memutuskan untuk ngomong duluan. Baru aja dia mau membuka bibir, Monica ngeliat TherMiaN menegang dan langsung berdiri mendadak sembari melihat sesuatu dibelakang Monica. Monica menengok mengikuti arah pandangan TherMiaN, dan melihat sesosok RMAU melaju mendekati mereka dengan cepat.

TherMiaN dengan cepat mengeluarkan Launchernya lalu langsung membuka Red Siege Kitnya hanya dengan sebelah lengan, dan membidik RMAU tersebut. Monica lumayan kaget dengan tindakan TherMiaN, bukannya.... dia dulu Punisher?? kok bisa bawa Siege Kit?? Cross Job? atau Reset? Monica langsung berusaha sadar dari pikirannya, dan buru-buru menahan TherMiaN.
"Jangan Them!! itu Zinn!!", seru Monica sambil merentangkan tangannya di depan moncong Launcher TherMiaN.

TherMiaN diam ga bergerak tanpa menutup Siege Kitnya. RMAU itu berhenti ga terlalu jauh dari posisi mereka berdiri, perlahan-lahan, kokpitnya terbuka. Dari dalam, Zinn keluar dan berdiri di pintu kokpitnya.

"Ho? TherMiaN ya? kirain siapa.... kayaknya lu ga pantes deh pake baju launcher, jadi keliatan ndut", canda Zinn.

TherMiaN menutup Red Siege Kitnya dan menyimpan Launchernya. Disitu Zinn baru menyadari kalo lengan TherMiaN cuma tinggal sebelah. Jadi Striker dengan sebelah lengan? Zinn berdecak kagum, emang kalo TherMiaN pasti ga ngerti arti dari rintangan. Zinn lalu melompat turun dari kokpitnya.

"Yah... setidaknya gw tambah tinggi....", kata TherMiaN datar. Serentak, Zinn dan Monica terbengong dengan mulut menganga. Sesaat kemudian, mereka berdua saling liat-liatan.

"OMG!! TherMiaN ngejayus!! Kamu denger ga?!", seru Zinn.

"Itu dia!! Sampe bengong dengernya!! asli deh ga percaya!!", sahut Monica. TherMiaN cuma bisa berekspresi swt, dengan dongkol... niatnya mau ngebales sindiran Zinn, malah jadi diketawain.

Setelah puas ketawa, Zinn bertanya ke Monica, "Gimana mama? sehat?".

"Sehat kok, kapan ke rumah?", jawab Monica. Pembicaraan yang selintas itu bikin TherMiaN entah kenapa ngerasa radiatornya jadi panas n bawaannya jadi sewot. Monica juga memperhatikan perubahan sikap TherMiaN yang kayaknya jadi salting. Dengan pikiran nakalnya, Monica menggaet lengan Zinn.

"Them! Gimana? Cocok gak?!", tanya Monica dengan centil.
Zinn yang sempet bingung sesaat langsung ngerti maksud dari Monica dan ikut-ikutan berakting.

"Haha... iya nih, awalnya gw sih ga menduga, tapi ternyata....... yah gini deh....", kata Zinn dengan penuh senyum. Bikin TherMiaN makin gondok aja.

"Oh, jadi gitu ya? Selamat deh...", kata TherMiaN sambil membuang muka. Monica dan Zinn liat-liatan sambil cekikian.

"Kok kamu ga seneng sih? Harusnya kamu seneng dong kalo aku bahagia?!", Seru Monica sambil nahan ketawa dengan susah payah.

"Gw seneng kok...", jawab TherMiaN dengan tetep datar, tapi kedengeran emosi, yang bikin Monica makin demen.

"Waah... makasih... kamu emang baik.... jadi, kapan kamu mau main ke rumah kita?", seru Monica.

"RUMAH?!", seketika kamera TherMiaN langsung membelalak dan menengok ke arah Monica. Dan mendapati Monica dan Zinn lagi susah payah nahan ketawa sampe pipi mereka melembung gara-gara menahan angin ketawa yang udah ampir ga terbendung.

"bbbbbBBRRPPPHHHUAAHAHAHAHAHA.....!!!!", akhirnya ga tertahan juga ketawa mereka, ngakak ga ketulungan.

"WAHAHAHA.... Aduh perut gw sakit!!......", kata Zinn ditengah tawanya.

"Hihihihihihi.... aduh.... liat ga mukanya? hihihi... aduh... lucu banget!", sahut Monica yang sampe nangis-nangis ketawanya. TherMiaN saat ini terbengong ngeliat keduanya, entah musti marah, ikutan ketawa, ato jungkir balik... (lho?).

Lumayan lama juga ketawanya itu anak dua, sementara TherMiaN masih penasaran sama alesan dari mereka ketawa, tapi mau nanya juga percuma klo mereka lagi ketawa kayak gitu. Jadi TherMiaN memutuskan untuk main-main dulu sama beberapa momon yang ada di sekitar situ make pedang seadanya.

Setelah beberapa menit, TherMiaN balik ke tempat Monica dan Zinn yang udah berhenti ketawa..... Tapi begitu ngeliat muka TherMiaN, mereka ngakak lagi..... sampe guling-guling...

Jadi TherMiaN kembali bermain-main sama beberapa momon yang ada disana...... dan itu terjadi Berulang-ulang sampe TherMiaN dapetin cukup banyak Jemz Riar, lumayan buat di bawa ke NPC n dijual.

Akhirnya Zinn dan Monica kecapean juga ketawa dan berhenti juga (itupun dibantu sama TherMiaN yang akhirnya ngebuka Red Siege Kit dan membidik Zinn dari jarak 17cm).

"Ehem...... oke..... gw udah berhenti ketawa..... suer....", kata Zinn dengan sambil mengacungkan dua jarinya. TherMiaN pun menutup Siege Kitnya dan duduk di depan Zinn dan Monica. Ngeliatin mereka berdua dengan tatapan tajem. Monica dan Zinn liat-liatan, dan Zinn memberikan isyarat supaya Monica aja yang mulai.

"Well... gini lho, Them....", kata Monica pelan, "Sebenernya....... kita ini.......", Monica terdiam sejenak untuk menarik nafas, "....Saudara kandung", lanjutnya dengan tatapan lurus ke arah TherMiaN.

TherMiaN bengong... lalu menunjuk Zinn, Monica mengangguk, abis itu nunjuk Monica, Zinn ngangguk, terus nunjuk Monica dan Zinn bolak-balik, mereka berdua mengangguk...... masih belom puas, nunjuk lagi Monica sama Zinn bolak-balik, dan mereka pun mengangguk lebih dalam lagi. Terdiam beberapa saat, tiba-tiba TherMiaN berdiri.........

....dan kembali bermain-main dengan momon-momon tadi....

"WOI!! Serius iniii!!! ZZZZZZZZZ!!!!", teriak Zinn. TherMiaN berhenti sebentar, memperhatikan mereka berdua....

...lalu kembali bermain-main dengan momon-momon tadi.....

Hingga akhir Monica menimpuk TherMiaN dengan sendal yang dia pake (katanya sih udah di colok igno 7 biji, entah buat apaan). "Heii! kita serius nih!!", bentak Monica. Akhirnya TherMiaN kembali duduk bersama mereka, dan minta diceritain lengkapnya.

Baru aja Monica mau menceritakan, tiba-tiba dari RMAU Zinn yang diparkir di belakang mereka, berbunyi suara alarm.

"?? Musuh?!", seru Zinn sambil buru-buru berdiri dan berlari memasuki kokpit RMAUnya, Monica dan TherMiaN pun langsung berdiri dan memasang sikap siaga. TherMiaN yang tau bahwa Monica sama sekali ga mungkin untuk bertempur dengan equip yang di gunakan sekarang, maju dan menghalangi Monica dengan punggungnya, tindakan ini tentunya membuat Monica tersipu dan hatinya terasa hangat...

"Ada Cora yang mengarah kesini! Tapi cuma 1...... jangan-jangan.......", kata Zinn. Mereka bertiga menunggu siapa yang muncul dari sudut tebing itu.......

Gak lama kemudian, muncul sosok Cora yang mereka................. ga kenal sama sekali. Jadi ga pake lama, di gang bang lah itu Cora sama TherMiaN dan Zinn rebutan CP.

"Nyahahahahah!!! gw dapet!!", Seru TherMiaN dengan penuh kepuasan setelah membunuh Cora tersebut.

"Sial, beda last hit doang!!", gerutu Zinn.

"Ah.... masalah kemampuan aja....", sindir TherMiaN sambil ketawa, akhirnya kesampean juga ngebales Zinn.

"Huh.... liat aja....", belom selesai Zinn membela diri, Alarmnya berbunyi lagi. Kali ini Zinn ga sempet ngomong apa-apa, karena musuh yang muncul di radarnya menghampirinya dengan kecepatan tinggi, dan dalam sekejap udah ada di belakang dia. Saat Zinn menoleh, Cora tersebut udah mengayunkan Spadonanya untuk membelah badan RMAU Zinn. Dengan reflek dan kemampuan mengendalikan unitnya yang luar biasa, Zinn berhasil menghindari tebasan Cora itu dengan sangat-sangat tipis. TherMiaN yang lagi meleng baru menyadari kehadiran musuh baru saat Zinn menghindar mendadak itu.

Meskipun serangannya meleset, Cora itu tersenyum, "Hoo... boleh juga lu...", Saat Zinn memperhatikan mukanya..... Ravi! dengan armor warrior lvl 50nya beserta Booster di punggungnya, pantes aja bisa nyampe secepet itu. Tanpa basa-basi, Ravi mensummon Red Isisnya dengan hanya mengangkat tangannya, Lalu memerintahkan RIsis Cindy menyerang Accre yang berbaju putih sementara dia sendiri kembali mengincar RMAU yang gagal dia bikin lecet barusan.

"RAVI!!", teriak Monica. Ravi kaget mendengar ada CEWEK yang memanggil namanya dan meleng.

JDUGG!!! Ravi pun terpelanting menerima tamparan RMAUnya Zinn. Rupanya pada saat yang bersamaan, Zinn mencoba meng-counter serangannya Ravi, dan saat Ravi meleng, Zinn ga sempet menghentikan serangannya.

Setelah bangkit dari tempatnya jatoh, Ravi langsung mencari sumber suara yang memanggil dirinya, tanpa menghiraukan RMAU dan Striker yang dia serang barusan. Disana dia melihat Monica berdiri dengan tampang khawatir.

"Monica?? Kok bisa ada disini? kemana aja kamu?! disekap sama kaleng n cebol ini ya?! diapain aja?!! Dasar kaleng sama cebol ga tau diri!!", katanya sambil berusaha menyerang lagi.

Syuuuuut..... PLAK!! sendal SI +7 satu lagi punya Monica pun nyangsang di jidatnya Ravi.

"Dodol.... liat dulu yang bener knapa?! ini Zinn sama TherMiaN tauk!", semprot Monica. Ravi pun kedap-kedip memperhatikan dua musuh bangsa di hadapannya.

"Masa ya?", tanyanya sambil garuk-garuk kepala. Dia pun menyimpan Spadonanya dan mendekati mereka sambil memicingkan matanya. "Ther?..... lu.... jadi striker?! Reset?", tanyanya kepada TherMiaN.

"Iyo....", jawab TherMiaN singkat. Saat itu Zinn membuka kokpitnya dan turun dari RMAUnya. Setelah melihat Zinn, Ravi baru mengangguk-angguk.

Monica melihat ketiga sahabat yang dulu pernah dia kagumi semasa di akademi Cora, bagaikan kembali ke masa lalu, dimana dia biasa mengagumi TherMiaN dari jauh dan melihat mereka bertiga bercengkerama bersama. Pemandangan di hadapannya membuat dia merasa flash back ke masa akademinya, dan tanpa disadari, air matanya menetes di pipinya. Zinn menyadari kalo Monica menangis, bertanya.

"Kenapa Mon?", tanya Zinn heran.

Monica tersenyum dan mengusap air matanya, "Hehe... enggak, aku kayaknya ngeliat lukisan masa lalu klo liat kalian bertiga bisa ngobrol kayak gini lagi", jawabnya. Ravi, Zinn dan TherMiaN langsung liat-liatan dan mereka saling mengangkat bahunya. Lalu mereka pun mencari tempat yang enak untuk duduk bersama.

.................

"WHATT??! kalian berdua kakak ade?!", teriak Ravi setelah Monica dan Zinn menjelaskan situasi mereka sekarang. TherMiaN sendiri cuma kedip-kedip ga karuan.

"Hmmm...", kata TherMiaN.

"Lucu amat sih..... dunia emang sempit gila ya ternyata...", lanjut Ravi, Zinn dan Monica ketawa. Sementara RIsis Cindy yang masih melayang-layang aja bertepuk tangan seneng.

"Hmmm...", kata TherMiaN.

"Apaan sih lu Ther? ga jelas deh", seru Ravi sambil ngejitak kepala TherMiaN.

Monica ketawa kecil, "Tenang aja Them.... hati aku cuma buat kamu kok...", katanya dengan nada yang menggoda. Radiator TherMiaN lagi-lagi ampir overheat.

"CIEEEEEEEHHH!!", goda Ravi dan Zinn.

"APAAN SIH?!", bentak TherMiaN, tengsin.

"CIE...CIEE... hati ku hanya untukmu sayaaaangg...", kata Ravi dengan nada kecewek2an sambil mengelus dagu TherMiaN.

"RAVI!!! LUU!!", TherMiaN yang mukanya mulai memerah saking over heatnya, langsung mengejar Ravi yang ngibrit sambil terus goda-godain. Hingga akhirnya ketangkep dan langsun di SmackDown dengan kuncian satu tangan oleh TherMiaN. Zinn, Monica dan RIsis Cindy ketawa-ketawa ngeliat mereka berdua.

"Nyerah ga?!!", seru TherMiaN

"Ia...iaaa.... ampuunnn!!", jerit Ravi sambil menepuk-nepuk tanah tanda menyerah. Akhirnya TherMiaN pun melepaskan kunciannya dan mereka kembali duduk di tempat semula. "aduduhh... sakit tauk!", keluh Ravi.

"Siapa suruh godain gw?!", semprot TherMiaN.

"Tapi kan Zinn juga? knapa gw doang yang dikejar?!", bela Ravi.

"Mangnya Zinn pake ngelus-ngelus dagu gw?!", kata TherMiaN sebel.

"Oiaya...", kata Ravi sambil garuk-garuk kepala.

"Tapi gw tetep susah percaya lho, Ther, lengan lu bisa ilang gara-gara itu..", kata Zinn mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

"Iya tuh, gw juga. Beneran tuh kayak gitu Ther?", lanjut Ravi.

TherMiaN terdiam sejenak dan melihat lengannya yang tinggal satu. "Yah... mungkin karena waktu itu gw terlalu arogan.... Raxion udah bilang sama gw, seandainya mau menguasai Twin Siege Kit, latihan dulu dari Launcher dan Siege Kit paling cupu....", TherMiaN ngeliat Ravi dan Zinn, "Tapi lu tau gw kan?", Mereka pun berekspresi 'yeah.....'. "Raxion selalu ngelarang gw kalo mau nekat pake Twin Red Siege Kit, yah....
seperti biasa lah, gw colongan di belakang saat dia ga ada". Semua yang berada disana mendengarkan cerita TherMiaN dengan seksama.

"Hari itu, gw udah penuh percaya diri semenjak PT Launcher gw udah GM setelah melewati proses panjang, Saat Raxion lagi pergi, gw nekat nyoba Twin Red Siege Kit, padahal Raxion sendiri mengakui klo dia pun masih belom sanggup untuk menggunakannya", TherMiaN terdiam sesaat, pikirannya seperti melayang kembali ke masa lalu. "Saat gw membuka kedua Red Siege Kit gw, rasanya semuanya akan berjalan dengan lancar, tapi begitu gw menekan pelatuknya, gw langsung ngerasa klo ada yang ga beres.... bener aja, kedua tangan gw ga sanggup menahan kekuatan Red Siege Kit itu, dan saat itu, kalo gw ga ngelepas salah satu, badan gw pasti udah ikut meledak, akhirnya dalam waktu sepersekian detik, gw memutuskan untuk melepaskan genggaman tangan kiri gw, dan Launcher yang lagi menembak itu mungkin karena ga ada yang menopang lagi, langsung merusak Red Siege Kitnya dan sekejap kemudian, ledakanlah yang terjadi, gw sendiri langsung ga sadarkan diri, kayaknya ledakan itu mempengaruhi sirkuit2 gw. Yang gw inget, begitu gw melek, Raxion ada disana dan menggeleng-gelengkan kepalanya, sementara lengan gw yang satu lagi udah ga ada, karena Raxion ga bisa memperbaikinya. Jadi..... ya gini deh", kata TherMian mengakhiri ceritanya sambil mengangkat lengannya yang tersisa.

Monica memperhatikan TherMiaN dengan tampang khawatir, "Susah kah bertempur dengan sebelah lengan?", tanyanya.

"Hmmm.. ga ada masalah tuh, malah lebih seru...", jawab TherMiaN santai. Semua yang berada disitu langsung berekspresi swt...

"Yah... klo ga gitu, bukan TherMiaN yang kita kenal, ya ga Zinn?", seru Ravi.

"Bener banget", sahut Zinn. Lalu pandangannya mengarah ke RIsis Cindy, Zinn pun bertanya, "Gimana keadaan kalian berdua, Vi?".

Ravi tersenyum lalu berdiri dan menghampiri RIsis Cindy. "Kita baik-baik aja kok...
Cindy skarang karena dah ga perlu makan, jadi ga gendut-gendut", kata Ravi ceria.

PLAK!! RIsis Cindy langsung ngeplak kepala Ravi pake pedangnya. Ravi yang kesakitan cuma bisa meringis mengelus-elus kepalanya.
Sesaat kemudian, tatapan Ravi menjadi sedih.

"Kenapa Vi?", tanya Zinn.

Ravi tersenyum, "Enggak.... seandainya aja waktu itu gw ga........", tenggorokan Ravi bagaikan tersangkut sesuatu, dia baru bisa melanjutkan kata-katanya setelah menelan ludah, ".....membunuh dia....", Ravi terdiam lagi, kesedihan yang dia rasakan juga terasa oleh semua yang ada disana, "...Dia ga harus jadi senjata gw....... ga harus siap mengorbankan nyawanya buat gw....", lanjut Ravi dengan tatapan yang luar biasa sedih. RIsis Cindy menggeleng-gelengkan kepalanya dan tangannya memegang pipi Ravi. Ravi Tersenyum, lalu RIsis Cindy memeluknya sambil menangis, Monica yang melihat jadi ikutan nangis. TherMiaN memperhatikan Monica nangis dan mengelus-elus kepala Monica sambil tetep melihat ke arah Ravi.

Tiba-tiba RIsis Cindy mengeluarkan cahaya yang terang sekali, seluruh badannya bersinar. Ravi yang kaget beseru tapi ga melepaskan pelukannya, "Cin?! Kenapa??". Zinn, TherMiaN dan Monica pun terheran-heran dengan kejadian di hadapannya itu. Makin lama, cahayanya makin terang. Begitu terang hingga Ravi, Zinn, TherMiaN dan Monica harus menutup matanya.

Begitu cahaya itu memudar, semuanya membuka matanya perlahan-lahan. Dan RIsis Cindy.... menghilang........ yang ada.... hanya sosok.... Cindy. Dengan baju Spiritualisnya. Semuanya jadi terbengong-bengong.

"Cin....dy?", panggil Ravi.

"Hmmm?", jawab Cindy sambil melepaskan pelukannya dan menatap Ravi, "Kenapa?", Cindy heran ngeliat muka Ravi yang bengong dengan mulut menganga. Waktu dia menoleh ke yang lain, semuanya juga berekspresi sama. "Mereka juga kenapa sih, Vi?", tanya Cindy. Ravi menunjuk kaki Cindy, dengan tampang heran, Cindy ngeliatin kakinya..... terdiam sesaat dengan ekspresi bertanya-tanya.... setelah beberapa lama..... "HAH?!!!", teriaknya, "Kok?! Kaki aku ditanah?", dia langsung celingukan ke belakang, "Lho?! kok?!!", serunya makin heran karena barang yang merupai jet pack yang biasa tertempel dibelakangnya pun juga ilang. "Kok??? Kok???", serunya panik keheranan. Ravi cuma tersenyum lalu menarik pipi Cindy dan mencium bibirnya.

Setelah ciumannya lepas. Ravi dengan senyum yang lebar berkata, "Cin, kamu... udah ga jadi Isis lagi.... kok bisa?".

"Meneketehe?! aku aja bingung!", sahut Cindy masih dengan tampang bingung. "Kalian bisa denger suara aku?", tanyanya kepada Zinn, TherMiaN dan Monica. Yang lain mengangguk sambil tersenyum. Cindy meskipun tersenyum, tapi memegangi kepalanya saking bingungnya.

Ravi memeluk Cindy dari belakang dan mengangkatnya tinggi-tinggi, "Udahlah ga usah dipikirin! yang penting kamu balik seperti biasa lagi! ahahhaha.....", seru Ravi seneng. Begitu diturunkan oleh Ravi, Cindy teringat sesuatu dan langsung buru-buru menghampiri Zinn. Zinn kaget ngeliat Cindy yang nyamperin dia dan langsung duduk di depannya.

"Zinn... dari dulu aku ga pernah sempet ngomong langsung...", kata Cindy, lalu menundukkan kepalanya, "Maafin aku....".

Zinn ngeliat Ravi dan Ravi cuma tersenyum dan mengangguk. Zinn pun mengelus kepala Cindy sambil tersenyum, "Gapapa kok Cin.... Kamu ga salah kok, itu kesalahan aku yang ga bisa ngelindungin kamu saat itu..".

Cindy langsung menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat, "Enggak! bukan salah Zinn! Zinn ga salah apa-apa! Zinn selalu baik sama Cindy.... tapi Cindy.....", kata Cindy yang mulai menangis.

"Walaah... ia..ia... bukan salah siapa-siapa kok.... ga ada yang salah.... emang jalannya aja seperti ini", kata Zinn sambil ketawa ramah, lalu dia mengangkat muka Cindy dengan jarinya, "Yaa?". Cindy mengangguk dan mulai mewek. Zinn kembali mengelus-elus kepala Cindy. "Gapapa kok Cin... Zinn juga udah nemuin seseorang", lalu dia mengangkat tangan kanannya dan menunjukan cincin di jarinya, "Udah tunangan lho.... mungkin tahun depan merit".

Ekspresi Cindy dalam sekejap berubah, "Waah? beneran?? waaaa.... selamat yaaa Zinn!!", seru Cindy ceria.

"Hehe... makasih...", kata Zinn sambil ketawa.

Ravi, Zinn, TherMian, Cindy dan Monica ngobrol, bercanda, dan mereka melewati siang itu dengan seru dan menyenangkan...

YA ENGGAK LAH!! kali deh gini aja udah tamat! ^o^, anyway... kembali ke tokoh-tokoh kita, Ravi, Zinn, TherMiaN, Cindy dan Monica yang lagi bersenda gurau, tiba-tiba dikejutkan dengan getaran tanah disekelilingnya.

"Apaan tuh?", tanya Ravi.

"Ga tau nih. Semuanya pada ngerasain?", sahut Zinn, Cindy dan Monica mengangguk.

TherMiaN yang pertama kali menyadari sumber getaran tersebut, "Euh.... guys, kayaknya kita punya masalah..... gede!", katanya sambil berdiri dan memasuki battle mode. Yang lain langsung memperhatikan arah pandangan TherMiaN dan mendapati sesosok makhluk raksasa perlahan-lahan mendekati mereka...

"S...W...T!!! gede amat!!", teriak Cindy.

Monica yang membelalak seketika mengenali monster dihadapan mereka. "I....tu... HSK?!", yang lain langsung menatap Monica ga percaya.

"HSK?!", seru Ravi, "HSK bukannya ga pernah keluar dari tambang?! dia kan tugasnya jagain tambang kan?! ngapain dia kesini-sini?!!".

"Mana gw tau?! tanya aja tuh sama dia!", bales Monica.

"Eh... bukan saatnya berantem! kita harus mengatasi monster ini sebelom dia yang mengATASi kita!", teriak Zinn sambil berlari memasuki kokpit RMAUnya dan buru-buru menyalakan mesinnya.

TherMiaN kembali menghalangi Monica dari hadapan monster tersebut. Ravi menghampiri Monica,

"Euh, gw ga yakin kalo monster ini bisa di de-buff, sementara kekuatan force gw pasti ga ada apa2nya dibanding kamu. Jadi mendingan kamu yang make tongkat ini", katanya sambil menyerahkan Hora Staffnya kepada Monica. Monica mengangguk dan menerimanya, lalu langsung melakukan buff2 pada diri sendiri. Ravi lalu menengok kearah Cindy, "Cin, kamu ga bisa kembali ke bentuk Isis kan? jadi tunggu disini aja ya!", Cindy yang bingung mau ngapain cuma ngangguk aja.

Ravi, TherMiaN dan Zinn bersama RMAU nya maju sejajar untuk menghadapi makhluk raksasa di hadapan mereka. "GRAAAOOOOOOoooo!!", lolong makhluk itu.

"Keliatannya dia cukup marah.... Vi, lu bikin salah apa lagi sih?", kata TherMiaN

"Hah?! kok gw?! ZZZZZZ!!", sahut Ravi.

"Hmm... iya yah... pasti gara-gara Ravi nih..", lanjut Zinn.

"WHATT?!! GRRR...!!", kata Ravi sewot.

"Hahaha... udahlah... dia kayaknya ga berminat nungguin kita selesai ngobrol baru menyerang, jadi mending kita yang nyerang duluan", kata TherMiaN.

"Setuju!", sahut Zinn

"Ayo kita beresin!", kata Ravi.

Ravi mengcast Buff kepada dirinya, sementara TherMiaN membuka Red Siege Kitnya, Zinn melaju duluan untuk menghadapi raksasa itu, ga terlalu lama, Ravi juga menyusul Zinn dengan booster bawaannya.

"Vi, incer kakinya! Kita bikin dia berlutut dulu!", seru Zinn.

"Beres!", jawab Ravi.

Begitu Ravi dan Zinn sampai cukup deket ke kaki HSK tersebut, TherMiaN menembakkan Doomblast nya.

DHUARR!! DHUARRR!! DHUARR!! "GROOOAAAAAAAAARRR!!!!" Monster itu meraung setelah terkena serangan TherMiaN. Ravi dan Zinn ga melewatkan kesempatan itu. Ravi mematikan boosternya langsung bersalto dan mengincar kaki monster itu, sementara Zinn langsung mengayunkan lengan RMAUnya.

BRUAKK!!! DHUAKK!! "GROOOOOOOOOAAAA!!!!", monster itu meraung lagi lebih keras daripada sebelomnya. Ravi dan Zinn langsung mundur secepet mungkin setelah mereka menyadari kalo monster itu sama sekali ga terluka dari serangan mereka bertiga, boro-boro luka, lecet aja nggak.

"Mon!! Coba serangan elemental!!", seru Zinn dari RMAUnya. Monica langsung mengangkat tongkatnya dan mengcast Meteor ke arah HSK tersebut. Perlahan-lahan langit berwarna merah, dan dari balik awan-awan merah tersebut meluncur batu-batu api yang menghantam monster malang itu.... ('WHAT?! MALANG?!!', kata para tokoh kita rame2 sambil nimpukin sang penulis)

DHUARR!! DHUARRR!!! DHUARRR!!! DHUARRR!!

"GRRRRUUUUUUOOOOOOOOO!!!", HSK tersebut melolong tinggi seiring dengan tubuhnya di hujani meteor panas. Meteor itu begitu banyak sehingga asap mengebul dimana-mana menutupi tubuh raksasa monster itu.

Setelah hujaan meteor itu reda, sosok monster itu masih belom keliatan karena terhalang asap.
"Mati ga ya?", tanya Ravi penasaran sambil melangkah maju dengan hati-hati. Sambil memicingkan matanya dan berusaha menghalau asap yang mencoba masuk ke dalam paru-parunya, Ravi terus mendekat.

"Hati-hati, Vi!", teriak Cindy dari jauh.

Ravi menengok dan tersenyum, lalu mengacungkan jempolnya, "Ber....", sayangnya lom selesai dia ngomong, sekelebat tangan raksasa nongol dari balik asep itu dan nge-gampar Ravi. Dan tentunya, karena ukuran tangannya aja lebih gede daripada badan Ravi sendiri, dah pasti terbang bebas si Ravi dan menghantam tebing di ujung sana, lalu langsung mencium tanah dengan sukses.

"RAVI!!", teriak Cindy panik. Tiba-tiba mata hijaunya berubah menjadi merah, dan sekujur badannya mulai bercahaya merah, dan dalam waktu singkat, Cindy kembali berwujud Red Isis. Dia langsung menghilang kedalam tanah, dan muncul lagi di sebelah Ravi. "Vi! kamu gapapa?!", seru Cindy panik, sambil menggoyang-goyang kan tubuh Ravi yang masih tergeletak di tanah. Untungnya karena armor yang dia pake cukup tebel dan tingkat tinggi, dia jadi ga terluka sama sekali.

Ravi tersadar lalu menggeleng-gelengkan kepalanya, "PUAH!! Gile... seumur-umur baru pertama kali gw di gampar tangan segede itu...", katanya setengah sadar dengan mata yang masih muter-muter.

"Cin! Ravi gapapa?!", teriak Zinn. Cindy mengangguk dari jauh.

"Bah, gimana caranya kita ngalahin monster ini?! ada yang punya ide lain??", kata TherMiaN dengan nada khawatir, yang jarang-jarang kedengeran dari orang kayak dia.
Dan bisa dipastikan, kalo TherMiaN aja sampe khawatir, gimana perasaan yang lain?

Holy Stone Keeper tersebut menatap semua orang disana dengan tatapan lapar, gigi-giginya yang tajam mengalirkan liur yang kayaknya bakalan memudahkan dia untuk mengunyah mangsa-mangsanya, belom lagi nafasnya yang bau..... euh.... monster?

"GRAAAOOOOOO!!!!", HSK itu melolong ke arah kumpulan orang-orang (dan satu kaleng) di depannya.

"Siap-siap!! dia datang!!", seru TherMiaN. Semuanya langsung memasang sikap siaga, termasuk Ravi meskipun dengan susah payah karena masih pusing.

NGUUUUUIIIIIIINNNNGGGG....!!! Tiba-tiba dari arah tambang tedengar suara yang kenceng banget. Suara alarm. HSK itu terdiam dan menoleh ke arah tambang,

Semuanya menahan nafas...

"GRRRRrrr......", dia menggeram...

Masih menahan nafas.... jagoan-jagoan kita ga bergerak dari tempatnya...

Monster itu perlahan-lahan membalikkan badannya dan meninggalkan mereka.

TherMiaN, Zinn, Monica dan RIsis Cindy jadi terbengong-bengong dengan sikap siaga, sementara Ravi tetep terpusing-pusing dengan kondisi siaga.

"Kok...? dia.... pergi?", tanya Monica.

"Emmm... mungkin lebih baik jangan membuat dia berubah pikiran, Mon...", sahut Zinn.

TherMiaN mengecek lengannya, rupanya ada sebuah alat yang fungsinya seperti jam tangan, "Hmmm... 10menit lagi waktunya Chip War... apa karena itu dia kembali ke sarangnya?", katanya.

"Oia ya.... bener juga", kata Zinn.

Ravi yang akhirnya pusingnya hilang, bertanya, "Lho? kmana tuh momon?".

"Udah pergi, mungkin karena mau Chip War", jawab Cindy. Ravi memperhatikan Cindy...

"LHO?! kok kamu kembali jadi Isis?!", tanya Ravi heran.

"Enngg... ga tau juga deh, tadi aku rasanya marah pas kamu ditabok sama HSK itu, tau-tau jadi gini deh", kata Cindy dengan ekspresi polos.

"Ouw... gitu yah... jadi untuk berubah jadi Isis, kamu tinggal perlu marah aja... yawdah! balik lagi dong ke wujud tadi?", seru Ravi seneng.

Cindy ngegaruk-garuk kepalanya. "mmm... aku ga tau caranya...", kata Cindy sambil cengengesan. Ravi juga jadi nyengir kuning...

Mereka berlima berkumpul berdekatan kembali. Zinn turun dari kokpit RMAUnya dan bergabung dengan mereka.

"Yah, biar gimanapun, kita harus bersyukur masih hidup sekarang, dan ga ada yang kenapa-kenapa", kata Zinn.

"Maksud loh!?!", semprot Ravi.

"Oie, lu kena tampol barusan yah", kata Zinn sambil ketawa.

"Zzzzzz...", gerutu Ravi.

"Well, sebentar lagi jadwalnya Chip War, udah saatnya kita berpisah sebelom bikin gempar bangsa masing-masing kalo ngeliat kita ngumpul rame-rame disini...", ucap TherMiaN.

"Yap, bener banget....", sahut Zinn.

"Jadi? ini perpisahan kah?", timpal Ravi, "Sayang banget kalo semua ini berakhir, apa ga mungkin ketiga bangsa kita berdamai ya".

"Ya gak mungkin laaahh...", seru Zinn, TherMiaN dan Monica berbarengan.

"ew.... Oke dee...", bales Ravi, "mmm... Apakah ini ga mungkin terulang lagi? Gw udah lama memimpikan kita bisa berkumpul seperti ini....", Ravi terdiam, yang lain juga ga bisa ngomong apa-apa, karena mungkin mereka merasakan hal yang sama.
"Apa setelah ini, kita akan terus saling berperang?", tanya Ravi lagi. Semuanya masih terdiam.

"Mungkin ini bisa terjadi lagi...", kata TherMiaN, semua langsung memperhatikan TherMiaN, "Mungkin...... Seandainya kalian ga mati duluan di medan perang..".

Ravi, Zinn, Monica dan RIsis Cindy terdiam sesaat, lalu saling liat-liatan..

"Eh... barusan dia itu bercanda apa serius ya?", tanya Zinn.

"Nah itu dia yang gw mau tanyain", sahut Ravi.

"Kayaknya sih serius, tapi tadi kukira bercanda..... tapi ga tau juga deh...", timpal Monica.

TherMiaN tertunduk lesu..... lalu berteriak sambil mengacungkan tangannya, "GRRR!!! KALIAN INI!!!", dan mulai mengejar-ngejar Ravi dan Zinn yang ngibrit sambil ketawa-ketawa. Hingga akhirnya dia sukses menangkap Ravi dengan tangan kanannya dan menangkap Zinn dengan kaki kirinya. (wew....).

Ravi ditengah tawanya, berkata, "Guys.......", TherMiaN dan Zinn menoleh ke arah Ravi, ".......Jangan mati ya...". TherMiaN dan Zinn saling berpandangan, Zinn tersenyum (mungkin klo si TherMiaN punya mulut dia bakal senyum juga kali). TherMiaN melepaskan cengkeraman kakinya dari Zinn, lalu mereka berdua mulai jitakin Ravi.

"HUU!!! Kecepetan 10 tahun lu ngomong gitu!!", kata Zinn.

"Harusnya lu tuh yang hati-hati kalo perang!!", sahut TherMiaN.

Mereka ketawa bersama-sama, Monica dan Cindy yang ngeliatin mereka cuma saling tersenyum.

"Hari ini gw ga ikut Chip War dulu", kata Ravi, "Nanggung 5% lagi...".

"5% buat apa?", tanya Zinn.

"Ada deh....", jawab Ravi.

"Yah... gw juga kayaknya absen dulu... gw lagi ada quest cari barang", kata TherMiaN.

"Untuk...?", tanya Ravi.

"Ada de....", jawab TherMiaN singkat.

"Mampus lu...", cibir Zinn ke arah Ravi.

"Grrr....", gerutu Ravi gondok.

"Hahaha... gw juga blom bisa ikut dulu beberapa minggu kedepan... lagi nabung", kata Zinn.

Ravi dan TherMiaN diem.....

"Kok ga ada yang nanya buat apa?!", seru Zinn.

"Bodo amat...", cibir Ravi dan TherMiaN. Zinn langsung nendangin mereka berdua, dan mereka pun tertawa-tawa lagi. Hingga akhirnya TherMiaN memperhatikan jam di tangannya.

"Hmmm... kayaknya kita harus berpisah skarang, dikit lagi bakalan rame di daerah sini... Belom Zinn sama Monica harus ambil jalan memutar yang jauh...", kata TherMiaN.

"Oke, kalo gitu gw sama Monica cabut duluan deh...", kata Zinn sambil mengajak Monica untuk masuk ke dalam kokpit RMAUnya, sebelom Monica beranjak pergi, TherMiaN menarik tangannya. Monica terkaget dan memandang TherMiaN.

Terdiam sejenak, TherMiaN bilang, "........hati-hati ya..", katanya lembut (OMG...lembut....swt).

Monica pun membalas dengan senyum, "Pasti....", lalu TherMiaN melepaskan tangannya dan dia pun memasuki kokpit RMAU Zinn, sebelom Zinn menutup pintu kokpitnya, mereka berdua melambaikan tangannya. Ravi dan RIsis Cindy membalas lambaian tangan mereka, sementara TherMiaN hanya memperhatikan. Setelah pintunya tertutup rapat, RMAU Zinn pun langsung bergegas pergi menjauh.

"Yah.... jadi ini saatnya?", kata Ravi kepada TherMiaN.

"Sepertinya begitu...", balas TherMiaN.

Ravi tersenyum dan mengulurkan tangannya, "Oke... sampe ketemu...", katanya.

TherMiaN memandangi tangan Ravi sejenak, lalu memandang Ravi sambil geleng-geleng, dan bikin Ravi jadi bingung sendiri. TherMiaN membalikan badannya dan mulai beranjak pergi. "Dasar orang yang aneh...", kata TherMiaN sambil melangkah menjauh. Ravi yang masih mengulurkan tangannya cuma bisa tersenyum melihat sikap TherMiaN itu. Lalu dia pun mengajak RIsis Cindy untuk kembali ke markas.

..............................

2 Bulan telah berlalu sejak para jagoan kita ketemu lagi. Tiap bangsa sedang mengalami konflik politik, yang membuat Archon masing-masing bangsa kedudukannya menjadi goyah. Chip war jam 9 malam hari ini, berpotensi untuk terjadi kekacauan yang tak terbayangkan.

Ravi yang sedang bersiap-siap untuk mengikuti war, setelah sekian lama absen, lagi beres-beres equipnya di kamarnya. Waktu dia lagi menggunakan armor 50 nya, pintunya di ketok.

"Masuk", kata Ravi.
Setelah pintu itu terbuka, Lime memasuki kamar Ravi.

"Oit..", sapa Lime.

"Hei... ada apa, tumben?", tanya Ravi.

"Enggak, iseng aja... tinggal 18 menit lagi, mau ngapa-ngapain juga tanggung", jawab Lime.

Ravi ketawa sambil tetep sibuk memakai armornya. Lime menatap Ravi dengan pandangan penuh arti, si Ravi yang menyadari hal ini jadi merinding sendiri.

"Euh.... pandangan lu kok mencurigakan gitu sih, Lime?", kata Ravi sambil mengambil jarak aman dari Lime.

"swt... lu kira gw hay....", sahut Lime.

"Lagian ngeliatinnya gitu amat...", balas Ravi.

"Enggak.... gw lagi keinget jaman dulu pernah berselisih pendapat sama lu..", jelas Lime.
Ravi berpikir sejenak, "Oh... yang soal ally sama Accre waktu itu?", tanyanya. Lime mengangguk. "Halah.. ga usah dipikirin, lagi. Waktu itu gw aja yang ngeyel ga mau ikutin pemerintah", kata Ravi.

"Hahaha.... yah, gw ga enak aja sama lu... pada akhirnya juga kita jadi satu guild gini..", kata Lime.

"io... gw juga kaget waktu liat lu tiba-tiba masuk guild gw....", tawa Ravi.

Lime terdiam sebentar, lalu berkata, "Vi...".

"Hm?", sahut Ravi.

"Cariin gw cewe dong... bosen gw ngejomblo..", kata Lime.

"swt.... nyari cewe kok nanya gw...", bales Ravi.

"Yah... lu kan dah terkenal dengan playboynya... jadi pasti banyak kenalan cewe dong?", seru Lime.

"Buset!! gosip darimana tuh?! gw ga playboy kok!!", bela Ravi. Sesaat kemudian, panggilan untuk berkumpul di Craig Mine berkumandang, "wah, dah saatnya... cabut yuk!", ajak Ravi.

"Yuk... eh... gw baru inget... bukannya kmaren lu dah punya armor baru?", tanya Lime.

Ravi tertawa kecil, "huhuhuhu.... itu untuk kejutan nanti... nih gw bawa di tas gw. Makenya ntar klo dah mulai war, biar keren. hehe..", jawabnya. si Lime cuma bisa geleng-geleng. Dan mereka berdua pun berangkat menuju portal Craig Mine.

..............................

Di markas Bellato, Zinn sedang melakukan persiapan di depan hangar unit MAUnya yang masih tertutup.
Dari samping, Monica perlahan-lahan menghampirinya.

"Hei... tumben main kesini? Mau ikut war hari ini?", sapa Zinn begitu melihat Monica mendekatinya.

Monica tersenyum, "Hihi... enggak ah... kan dah pensiun kk", jawabnya, dari nada suaranya, terdengar keraguan yang nyata.

Zinn yang memperhatikan keanehan tersebut bertanya, "........ kamu.... mau ketemu TherMiaN?".

Reaksi Monica ga diduga oleh Zinn. Pikirnya si Monica bakalan kaget terus berusaha menutupi perasaannya sendiri. Di luar dugaan, Monica cuma diam dan menatap keluar pintu hangar dan mengela nafas pelan......tapi panjang. Tatapannya menerawang jauh bagaikan ingin melihat sesuatu yang tak terlihat. Zinn jadi ga enak udah nanya kayak gitu, tapi dia pikir, kalo emang Monica menghampiri dirinya sebelom saatnya war, pasti dia butuh kehadiran seseorang untuk menjadi sandaran.

Setelah agak lama terdiam, akhirnya Monica bersuara, "Aku...... ga tahan......", dari pemilihan kata itu, Zinn langsung tau dalemnya perasaan Monica wat TherMiaN. Pelan-pelan, mata Monica berkaca-kaca, hingga akhirnya satu persatu butiran air mata mengalir di pipinya. Zinn langsung memeluk satu-satunya keluarga yang tersisa dalam hidupnya, dan mengelus-elus kepalanya. Monica langsung terisak di bahunya Zinn, "Aku pingin ketemu dia, kak........", tangisnya.

Zinn jadi ikutan sedih, karena ga banyak yang bisa dia bantu untuk masalah satu ini. "Mungkin lebih baik kamu ikut aja war hari ini, siapa tau bisa ketemu dia nanti...", kata Zinn, mencoba memberikan solusi sebisanya.

Monica melepaskan diri dari pelukan Zinn, lalu geleng-geleng. "Ga bisa, kak. Kalo aku ikut war, yang ada aku harus bertarung melawan dia".

Zinn memandang adiknya itu dengan penuh khawatir, lalu berkata, "Apa itu bukannya lebih baik daripada enggak ketemu sama sekali?".

Monica terdiam dan sepertinya berpikir keras banget. Zinn jadi ketawa ngeliat ekspresi adiknya yang nano-nano gitu. Lalu dia menepuk kepala adiknya, "Hahaha...... udah, gini aja. Nanti kalo ketemu si bego itu disana, aku bilangin supaya bikin janji wat ketemuan sama kamu.... gimana?".

Monica masih ga berkata-kata, tampangnya yang ngeliatin Zinn makin nano-nano aja abis si Zinn ngomong gitu. Zinn jadi ketawa lagi. Tiba-tiba bunyi sirene terdengar kenceng banget.

"Wah, saatnya berkumpul nih", kata Zinn, lalu memperhatikan Monica, "Kamu tunggu aja dirumah ya, nanti tak kabarin". Monica masih menatap Zinn penuh arti, kayak kucing yang minta makan, bikin si Zinn jadi ketawa lagi, lalu menekan tombol untuk membuka pintu unit MAU nya.

Monica memperhatikan dengan takjub MAU milik Zinn, "Ini...... unit baru kakak?".

Zinn tersenyum penuh kegembiraan, "Keren kan? ga sia-sia pokoknya farming di Lures selama 3 bulan lebih", katanya sambil menangis penuh senyum dan mengepalkan tangannya.

"Maximus Zinn!", dari belakang ada yang memanggil dirinya. Seorang Holy Chandra bernama LuCiFeRia menghampirinya dan memberikan secarik kertas. Rupanya kertas itu adalah brief dari instruksi perang hari ini.
"Hmmm... katanya Cora dan Accretia berniat menyerang chip kita. Berarti hari ini kita harus def ya...", kata Zinn serius.

"Betul skali, Maximus, dan menurut Archon, hari ini komando def dipegang penuh oleh anda. Karena Archon akan mengkomandoi counter attack ke chip Accretia", jelas LuCiFeRia.

Zinn tersenyum, lalu mengangguk, "ZINN!!", lagi-lagi suara cewe memanggil nama Zinn. Seorang berserker cewe berlari menghampiri Zinn.

"Razelth? Ngapain kamu disini?", tanya Zinn.

"Ngapain? ya ikut perang dong!", jawab Razelth ceria.

"Ga boleh!! besok kan ada ujian!!", larang Zinn.

"Ujian?", tanya Monica heran.

Zinn jadi malu-malu gitu, "Emmm... dia kan masih di akademi...".

Mata Monica langsung jadi belo, "HAH?! bukannya dia udah jadi Berserker?! kok bisa masih di akademi??!!", tanya Monica, makin heran.

"mmm.... yah... pada dasarnya, dia ini tipe jenius, belom lulus dari akademi, tapi udah berhasil menguasai skill-skill elite. Meskipun gitu, karena persyaratan untuk bisa terdaftar sebagai patriot Bellato, harus punya sertifikat kelulusan dari akademi, sampe skarang nama dia masih blom terdaftar", jelas Zinn.

Monica memandang Zinn dengan senyum penuh curiga. "A...Apa sih?", kata Zinn salting.

"Ya ampuuun.... kakak... kamu..... demennya sama berondong yaaaa.... pantesan waktu bawa dia kerumah ga pernah bilang-bilang soal ini...", sindir Monica sambil ketawa.

Zinn jadi bingung mau ngomong apaan, cuma bisa diem dengan muka merah, si Razelth sendiri jadi cekikan ngeliat tunangannya di godain sama adiknya sendiri.

Plok! pundak Zinn di tepuk dari belakang. Zinn menoleh, "Hei, ngobrol aja! udah pada ngumpul tuh dari tadi! ayo jalan!", kata seorang Armor Rider lain yang bernama Kupo.

"Oh, iya.. sori. Ayo berangkat! Razelth, kamu ga boleh ikut war hari ini ya! awas kalo ikut!!", ancem Zinn sambil menunjuk idung Razelth. Razelth mengangguk penuh kekecewaan, Zinn tersenyum lalu mencium kening Razelth dan mengusap kepala Monica, lalu bergerak memasuki kokpit unit MAU barunya...... yang berwarna biru langit.

...............................

Markas Accretia terlihat lagi rame banget, keliatannya lagi persiapan untuk war. Banyak orang (mm.... makasudnya kaleng) yang berkumpul di depan portal. Suasana hiruk pikuk itu perlahan-lahan menjadi senyap dengan kehadiran 2 Accre yang datang perlahan-lahan mendekati portal. Satu Accre menggunakan armor serba putih. Yang satu lagi... menggunakan armor merah yang menyerupai seekor..... naga? Dragon Armor?

Seorang Punisher keluar dari kerumunan Accre-accre yang mulai bergosip. TyRaNt. "Siapa kalian?", tanyanya galak.

Accre yang berarmor naga menghampiri TyRaNt, "Halo, Tyr.... lu gak ngenalin gw?", tanyanya.

TyRaNt loading cukup lama dan men-scan sekujur armor Accre itu, hingga akhirnya dia menemukan name tag nya. "TherMiaN?!", serunya kaget. TherMiaN mengangguk. "Gila, kmana aja lu?! gw kirain dah mampus lu!", kata TyRaNt senang sambil menepuk-nepuk pundak TherMiaN, "lu dapet armor aneh dari mana nih?!", tanyanya.

"Ada deh... yang pasti sih lu ga bakalan mampu dapetin armor kayak gini", jawab TherMiaN.

TyRaNt mendorong badan TherMiaN sambil tertawa, "Hahaha... dasar lu, masih aja ngocol kayak dulu", TyRaNt lalu menengok ke Accre yang satu lagi, "Siapa?", tanyanya.

TherMiaN menoleh juga, lalu berkata, "Oh.... itu....", sebelom TherMian sempet melanjutkan apa-apa, dari kerumunan Accre-accre itu, sebuah suara berteriak.

"Kakak Raxion!!", seru suara itu. Dalam sekejap, suasana menjadi gaduh banget, sayup-sayup TherMiaN bisa mendengar nama Raxion di sebutkan berulang kali, TyRaNt yang didepannya aja langsung jadi bengong begitu nama itu disebut. Seorang Striker menyeruak dari kerumunan , dan langsung menghampiri Raxion.

"Weller?", kata Raxion kepada Striker yang menghampirinya itu.

"Kak Raxion!! Apa kabar?? aku kira kakak udah.......", seru si Weller. Kalo dia manusia (ato elf) pasti ngomongnya dah sambil nangis, pikir TherMiaN.

TherMiaN menyodok TyRaNt dengan sikunya, "Oi, mang si Raxion ini segitu terkenalnya ya?", tanya TherMiaN.

"HAH?! Lu jalan sama dia tapi ga tau dia siapa?!!!", teriak TyRaNt di kuping TherMiaN. "Dia itu legendanya Accre tauk!! Striker legendaris yang bisa bawa twin Siege Kit!!".

"Gw juga tau dia bisa pake twin Siege Kit, tapi...", blom selesai TherMiaN ngomong, dari kerumunan orang-orang terdengar ada yang ketawa terbahak-bahak, TherMiaN sama TyRaNt nyariin siapa yang ketawa, karena ketawanya aneh banget.

"BWAHAHAHAHA!!!", dari kerumunan accre-accre itu keluar seorang Punisher, dari tag name nya..... Kel1nk. TherMiaN langsung geleng-geleng sambil memegang mukanya. "Gw kirain siapa, taunya si sok jago yang nongol!! masih idup lu?!", serunya.

"Justru gw yang heran lu masih idup...", balas TherMiaN. Kel1nk ini adalah temen seangkatan TherMiaN di akademi Accretia, keduanya waktu itu adalah calon Punisher, dan dua-duanya seperti ga mau kalah untuk menjadi yang terbaik, sayang setelah lulus dari akademi, mereka di tempatin di kesatuan yang berbeda tugas.

Kel1nk ngeliat tangan TherMiaN yang tinggal sebelah, dan lagi-lagi ketawa, "BRUAHAHAHAHA!!! Tangan lu tinggal sebelah?! MwAHAHAHA!!! Gimana seorang Punisher mau bertarung kalo tangannya tinggal sebelah?!?!?!?". TyRaNt juga rupanya baru perhatiin klo tangan TherMiaN tinggal 1, dia ngeliatin bagian lengan TherMiaN yang dah ga ada.

Apa yang dilakukan TherMiaN berikutnya bener2 ga di duga Kel1nk. Dengan satu gerakan sebelah tangan, TherMiaN mencabut Launchernya, mengarahkannya ke muka Kel1nk, dan secepet kilat membuka Siege Kit nya yang berwarna biru.

Kel1nk yang terkaget cuma bisa diem melongo ngeliatin moncong Launcher yang ada tepat di depan idungnya, dan berbunyi TUIIIIIIINGGG....
"Ada masalah sama tangan gw?", tanya TherMiaN dengan ekspresi serius dan tatapan yang menyala. TyRaNt juga terkaget ngeliat bawaan TherMiaN.

Dalam posisi serba salah, Kel1nk lagi2 ketawa, "AHAHAHAHAH!!!! Seorang Punisher mereset job nya menjadi Striker?! HUAHAHAHA!! INI baru LUCU!!! WUAHAHAHAH!!!", lalu berbalik dan menjauh sambil tertawa. TherMiaN lalu menutup Siege Kit nya, dan menyimpan Launchernya.

TyRaNt yang terbengong2 jadi bertanya, "Kok lu jadi bawa Launcher sekarang?!", tanyanya heran.

"Mang knapa?", sahut TherMiaN.

"Ya gapapa sih.... pingin tau aja?", seru TyRaNt.

"Gapapa sih.... pingin aja...", jawab TherMiaN, santai.... yang membuat TyRaNt langsung tertunduk.

"Haiz.... ya terserah lu lah.... dari dulu emang aneh lu.. btw, itu tangan lu ga mau di benerin dulu?", tanya TyRaNt lagi.

TherMiaN geleng-geleng, "Ga usah, waktu war udah deket, lagian juga, jadi Striker gw ga perlu 2 tangan kok... 1 tangan aja cukup..", balas TherMiaN. TyRaNt cuma bisa geleng-geleng liat kelakuan TherMiaN.

"Yah... lu emang makhluk aneh.... ga heran deh gw...", kata TyRaNt, bersamaan dengan itu, panggilan untuk berkumpul di Chip Accretia berkumandang. "Yawdah yuk berangkat!", seru TyRaNt, TherMiaN mengangguk, dan mereka pun berangkat menuju Craig Mine.

...............
Control Chip Cora...

Ravi lagi berdiri di dekat Control Chip Cora, sambil mengambil posisi yang strategis, sambil celingak-celinguk untuk memastikan dia berada di posisi yang pas, Ravi bersiap-siap untuk mengganti armornya. Dengan gerakan secepat kecoak, Ravi mengganti armor bronze lvl 50 nya, dengan sebuah armor yang disebut dengan Night Walker armor. Dibanding Bone Armor yang berbentuk baju zirah yang sangat-sangat tebal, Night Walker Armor ini justru bisa dibilang hampir tidak memiliki satu bagian pun yang bisa di andalkan menjadi tameng untuk tubuh, hanya berbentuk seperti jaket bertelanjang dada dan celana panjang biasa. Bagian yang terlindung hanya bagian lengan yang tertupi oleh armor hitam yang ringan, tapi sangat-sangat keras.

Insting Ravi berkata bahwa semua orang sedang memperhatikan dirinya dan membicarakannya, Ravi tersenyum senang, dan tertawa kecil. Tiba-tiba dari belakang kepalanya di keplak.

PLAK!!

"Aduh!!", seru Ravi sewot sambil mencari sumber penyerangannya. Dan dibelakangnya berdiri seorang Advanturer, temen satu guildnya, NoSoul.

"Ngapaen lu ganti baju disini?!", dampratnya, "Barusan gw dapet banyak laporan ada anak guild JusticE yang melakukan tindakan pornoaksi disini!!".

Ravi langsung terbengong dengan semprotan temennya, dan menyadari bahwa pikirannya yang kirain lagi di kagumi ternyata salah. Dengan tertunduk lesu, dia mengikuti NoSoul yang mengajaknya menuju formasi garis depan. Sampe di garis depan, semua orang menyiapkan senjata masing-masing, Ravi pun mengeluarkan Metal Elven Blade nya. Sepasang pedang ganda yang sangat kuat dan cuma bisa dikuasai oleh warrior berkemampuan tinggi.

Lime menghampiri Ravi, "Oi... gw udah duga pasti lu tadi yang dilaporin pornoaksi di deket Control Chip..", tawanya.

"Grrrrmmm....", Ravi cuma bisa menggerutu.

"Btw, knapa sih lu udah bisa pake senjata itu, bukannya pake armor warrior paling kuat aja?", tanya Lime.

"Hmm.... ga ah.... gw dari dulu sebenernya gerah make armor warrior yang berat-berat... lu sendiri knapa Grazier tapi pake armor ranger?", tanya Ravi balik.

"hmmmm... biar larinya enteng sih... okeee... kayaknya gw ngerti maksud lu", kata Lime, Ravi pun nyengir.

"Sebenernya gw juga demennya make armor ranger, tapi karena gw musti maju wat mukul musuh, armor ranger rada susah wat dipake manuver sambil nyerang pake pedang soalnya, blom lagi armornya tipis betul. Untung ada armor ringan khusus warrior ini", jelas Ravi dengan mata berbinar-binar.

"SEMUANYA!!! MAJU!! KITA SERANG CHIP BELLATO!!!", teriakan sang Archon membuyarkan obrolan Ravi dan Lime. Seluruh partiot Cora pun berteriak semangat menyambut instruksi Archonnya.

"UWOOOOOOOOOOO!!!!", d
an segenap kekuatan perang Cora pun melaju menuju Control Chip Bellato.

Dalam perjalanan menuju Chip Bellato yang cukup jauh, Ravi dengan sukses mengkoleksi 5 tamparan, 7 pentungan dan 3 tendangan dari para cewe-cewe pejuang Cora yang dia godain sepanjang jalan. Hingga akhirnya pasukan Cora pun tiba di dekat Control Chip Bellato, sang Archon menghentikan gerakan rakyatnya, dan Ravi pun berkumpul kembali bersama guildnya.
"Swt..... muka lu knapa?", tanya Lime yang dihampiri Ravi dari samping.

"Biasa.... tanda cinta dari para wanita-wanita....", jawab Ravi sambil nyengir. Lime cuma bisa geleng-geleng.

"Gw heran, padahal di guild kan banyak cewe, kenapa ga lu godain cewe-cewe guild aja?", tanya Lime.

Ravi langsung shock mendengar pertanyaan Lime, "Ogah! Anak-anak guild mah hode semua!", jawab Ravi ketus. Ravi jadi kaget ngeliat ekspresi Lime yang tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi. "Wew, kenapa lu?", tanya Ravi.

"Lu serius?", tanya Lime, Ravi menangguk.

"Mang knapa?", tanya Ravi balik.

Lime tanpa menjawab langsung mengarahkan pandangannya kepada seorang cewe dalam guildnya, seorang Advanturer bernama Nakoruru. Ravi jadi ikutan ngeliatin cewe itu. Nakoruru yang menyadari Lime memperhatikan dirinya mengedipkan sebelah mata dan melemparkan sebuah ciuman kepada Lime. Lime dengan tampang yang masih pucat, melambaikan tangannya kepada Nakoruru.

"Wedeh... lu lagi deket sama dia ya?", tanya Ravi. Lime mengangguk dengan mata memelas kayak anak anjing yang baru dibuang majikannya. Ravi menepuk-nepuk pundak Lime dan berkata, "Turut berduka cita bro....", lalu ngeloyor pergi.

15 detik lagi sebelom battle start....

15 detik yang terasa lama....

15 detik yang memacu adrenalin....

Hingga akhirnya.....Perintah dari pemimpin bangsa muncul :

BATTLE START!!

"MAJUUUUU!!!!", teriak sang Archon.

"UUOOOOOOOOOOGGGHHHH!!!!", seru rakyat Cora, dan mereka pun merangsek maju menuju pusat Control Chip Bellato. Ravi yang ga mau ketinggalan berusaha maju paling depan bersama Red Isis Cindy-nya.

Tapi apa yang mereka saksikan di Control Chip Bellato sangat-sangat tidak mereka duga...

Control Chip tersebut......

Sepi....

Ga ada satupun patriot Bellato yang menjaga Chip tersebut.

Para pejuang Cora yang semangatnya udah berapi-api untuk bertempur jadi terbengong-bengong. Keraguan yang sesaat ini dirasa cukup membahayakan oleh sang Archon. Akhirnya dia memerintahkan pasukannya untuk membagi dua kekuatan, satu untuk menghancurkan Control Chip, satu lagi untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan mendadak musuh.

Ravi beserta guildnya, dan beberapa guild lain kebagian tugas untuk berjaga-jaga. Belom terlalu lama, seorang Grazier bernama Azumi berteriak,

"KALENGG!!", tentunya semua orang yang ada disekitarnya langsung mengarahkan pandangan ke satu titik yang sama. Dari arah pandangan mereka, begitu banyak pasukan Accretia berbondong-bondong menghampiri Control Chip Bellato, dimana pasukan Cora lagi asik-asiknya ngancurin Control Chip tersebut, dan beberapa lagi enak-enaknya farming HMS.

Archon Cora pun langsung memberikan perintah untuk mengatur formasi kepada para pasukan penjaga. Dalam waktu singkat, formasi bertahan Cora terbentuk, dan Accretia yang sedang melaju mendekati mereka pun berhenti cukup jauh, sepertinya atas perintah Archonnya.

Ravi yang berdiri di salah satu barisan terdepan, ngeliat sosok Accretia yang menggunakan armor yang berbeda dari yang lainnya. Dan Accretia itupun keliatan banget lagi ngeliatin Ravi dengan tajam. Tanpa perlu ngeliat name tag nya, Ravi udah tau itu siapa, TherMiaN.... (Abis tangannya cuma satu sih)

Di sisi seberangnya, TherMiaN yang berdiri ga sabar untuk merangsek maju dan melumatkan semua Cora yang ada di hadapannya, menatap Ravi dengan tatapan haus....... haus akan darah..... TyRaNt yang ada di samping TherMiaN nyeletuk,

"Kayaknya gw kenal Coro yang di depan kita itu tuh.... pernah liat dimana ya gw...", tanyanya.

"Yang waktu itu di Elan...", jawab TherMiaN singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari Ravi.

"Ooo... iya ya.... yang kayaknya cupu itu ya... kok kayaknya dia ga secupu dulu yah....?", kata TyRaNt.

TherMiaN terdiam sejenak, trus dengan mata yang menyala, dia berkata, "Kalo dia masih secupu dulu, ga ada gunanya gw ikut war hari ini....", sahut TherMiaN dengan nada senang.

Archon Accretia memberikan instruksi kepada pasukannya untuk membelah arah serangan menjadi 2, untuk mengapit pasukan Cora dari samping. Saat pasukan Accretia terbelah menjadi 2, TherMiaN ga bergerak dari posisinya, diam menatap Ravi. Ravi lumayan kaget ngeliat TherMiaN yang ga mengikuti instruksi Archonnya itu.

"HEI!! SIAPA SI DODOL YANG TANGANNYA CUMA SEBELAH ITU?!! SURUH MINGGIR!! IKUTIN PASUKAN YANG LAIN!!!", teriak sang Archon.

TherMiaN tetep ga bergerak se senti pun. Tatapannya tetep mengarah ke satu titik. Kelakuan membangkang TherMiaN ini ngebikin Archonnya gondok, langsung memberikan hukuman bangsa kepada TherMiaN.

"KALIAN SEMUA BOLEH MENGHAJAR DIA!!!", seru sang Archon.

Tiba-tiba mata TherMiaN menyala terang sekali, dan dalam satu gerakan cepat, dia mencabut Launchernya, dan langsung membuka Blue Siege Kit nya.

"HEI?! LU....", belom selesai si Archonnya ngomong, TherMiaN udah memuntahkan sebuah peluru ke arah kerumunan Cora dimana Ravi yang berdiri paling depan itu.

BDHUUUUUARRRRRR!!!!! Launcher TherMiaN menyalak kenceng banget dan bikin orang-orang disekelilignya jadi budeg.

"AWWAAASSS!!", teriak Cora-cora yang berada dalam jalur tembakan TherMiaN dan berusaha untuk melarikan diri. Tapi ga mungkin sempetlah...

DDDHHHAAAAAARRRRR!!!! Suara hantaman peluru yang mengenai objek sasarannya itu pun ga kalah kenceng. Angin dan debu pun melayang dimana-mana.

Begitu kumpulan debu itu memudar, sebuah sosok Paimon berlapiskan platinum udah berdiri menghalangi di depan Cora-Cora yang udah pontang-panting berusaha kabur. Dari belakangnya, muncul seorang Cross-Job yang sepertinya pemilik dari Paimon tersebut.

Ravi yang terselamatkan berkat Paimon platinum itu berseru, "DewaLoki?!!".

DewaLoki nyengir dan melambaikan tangannya ke Ravi, "Yo... lama ga ketemu...", lalu dia melihat kearah TherMiaN, dan menarik sebelah kantong matanya sekalian lidahnya melet. "Weeee.... ga kenaaa....", cibirnya.

TherMiaN yang terdiam sejenak lalu berseru, "Yakin...? coba liat piaraan lu tuh....", balasnya sambil memberi isyarat dengan kepalanya.

DewaLoki yang sebenernya ga ngerti TherMiaN ngomong apa, dengan isyarat dari TherMiaN jadi memperhatikan kondisi Paimonnya baru meyadari kalo lapisan platinum yang melindungi kulit si Paimon hancur berantakan dan menyisakan lapisan emas di baliknya. "Hooo... boleh juga.....", seru DewaLoki, dan dia pun kembali memandang TherMiaN, dan menunjuk kearahnya, "Kayaknya lu boleh juga buat dilawan.... Ayo maju!!", tantangnya.

Dari kumpulan Accre yang lagi membelah pasukannya, Raxion memisahkan diri dari barisannya. "E BUSET!! ADA LAGI YANG NGIKUTIN?!!", teriak Archonnya bete.

Raxion menghampiri TherMiaN dan berdiri di sebelahnya. DewaLoki rada kaget ngeliat Striker itu.

"Ra...Xion....??", kata DewaLoki. Raxion cuma terdiam dan memperhatikan DewaLoki dalam-dalam. DewaLoki tiba-tiba tertawa kenceng, "HAHAHAHA!!! Ini dia yang gw tunggu!! akhirnya setelah bertahun-tahun gw nemuin lu lagi!! Kali ini kita tentukan siapa yang terbaik di antara KITA!!!", DewaLoki langsung mensummon keempat Animusnya sekaligus dan langsung berlari mendekati Raxion.

"Minggir, Ther.... dia bagian gw...", kata Raxion kepada TherMiaN, dan dengan kata-katanya itu, Raxion langsung mengeluarkan kedua Launchernya dan membuka Twin Siege Kitnya. Accre-Accre yang ngeliat langsung pada berseru takjub, "WOOOooogghhhh!!!", sementara Cora-Cora yang liat pada terbengong-bengong.

"Oke, silakan ambil.... mangsa gw yang ada dibelakangnya kok", kata TherMiaN santai sambil menutup Blue Siege Kitnya, lalu berjalan menjauhi Raxion.

TherMiaN kembali berhadapan dengan Ravi dalam jarak yang cukup jauh. Keduanya ga bergerak, seolah-olah tinggal mereka berdua yang ada di Novus. Pasukan Accretia dan Cora yang mulai bentrok sama sekali ga di hiraukan oleh mereka. TherMiaN menunjuk ke arah Ravi, lalu mengacungkan jempolnya ke bawah. Ravi tersenyum dan menjawab tantangan TherMiaN, dia menempatkan jempolnya di leher, lalu membuat garis lurus kesamping. Setelah itu, Ravi langsung bergerak cepat ke arah TherMiaN, TherMiaN pun ga kalah cepet ngebuka Blue Siege Kitnya,

Meskipun gerakan Ravi cepet, tapi jarak antara dia dan TherMiaN cukup jauh yang membuat TherMiaN lebih mendapatkan keuntungan dari situasi ini. Sebelom Ravi sempet menyentuh dirinya, TherMiaN lebih dulu melepaskan tembakan.

DHUARRR!! meleset, Ravi ternyata lebih gesit dari dugaan TherMian. Dalam waktu yang singkat, Ravi udah nyampe deket TherMiaN, dengan satu gerakan, TherMiaN melindungi badannya dengan Siege Kitnya yang terbuka.

Ravi ketawa, "Hahahaha!! Percuma lu berlindung pake Siege Kit lu, Ther!! Bakalan gw belah jadi 10!!", serunya, dan langsung membabat Blue Siege Kit TherMiaN tanpa jeda dibantu oleh RIsis Cindy. Diluar dugaan Ravi, Siege Kit biru milik TherMiaN itu cukup keras, dan ga bisa dia hancurkan seperti Siege Kit biasanya.

"Dasar naif, lu pikir kekuatan Blue Siege Kit ini sama kayak Siege Kit biasa?", kata TherMiaN dari balik Siege Kitnya. Ravi yang akhirnya menghentikan serangannya terkaget begitu TherMiaN berbalik dengan cepet dan mengarahkan moncong Launchernya ke muka Ravi, rupanya selama bertahan tadi, TherMiaN udah mempersiapkan Launchernya untuk menembak, jadi pada saat dia berbalik, Launchernya sama skali ga pake delay dan lansung menembak.

DHHUUUARRRRR!!!!! Ravi cuma sempet menutup badannya dengan kedua pedang dan armor di tangannya.

BRUANNNGGG!!!! menerima serangan Blue Siege Kit dalam jarak sedeket itu, membuat Ravi terpelanting jauh kebelakang dan terguling-guling di tanah. Badan Ravi penuh luka gara-gara menerima serangan barusan, dahinya mengeluarkan darah segar, dan dia pun berusaha berdiri.

"Ternyata lu masih aja cupu, dari dulu ga berubah.... seorang warrior harus punya strategi menyerang yang tepat. Dan lu ga pernah punya itu...", kata TherMiaN. Ravi yang mendengarnya jadi marah dan berlari mendekati TherMiaN lagi.

whuuuussshhhhhHHHHHHH..... DHHUUUARRRR!!! Sebuah ledakan diantara Ravi dan TherMiaN mengejutkan keduanya. Sebuah tembakan? Siapa berani menganggu duel gw?! pikir TherMiaN. Dari belakang pasukan Accretia terlihat banyak sekali pasukan Bellato dan ledakan itu rupanya adalah sebuah tembakan dari sebuah RMAU tipe Catapult.

"Cih!! rupanya mereka ngumpet disana dari tadi!", Seru Ravi. Tanpa di duga, barisan belakang Cora juga mulai gaduh, ternyata di sana juga banyak pasukan Bellato. "Apa?! Sialan!! Bisa-bisanya mereka memanfaatkan keadaan seperti ini", caci Ravi.

Dari kerumunan Accre-Accre yang ada, sebuah sosok MAU berwarna biru mementalkan banyak sekali pasukan Accre dan keluar dari kerumunan itu. MAU biru bertipe Goliath itu melaju kearah TherMiaN dan siap-siap untuk menjadikan TherMiaN mangsa berikutnya, dalam sebuah gerakan yang cepat, TherMiaN menutup Siege Kitnya, tapi belom tertutup dengan sempurna, TherMiaN udah bergerak dan menghindar dari serangan Teal MAU itu.

Setelah sukses menghindar, TherMiaN membuka lagi Siege Kitnya yang setengah tertutup, dan langsung melakukan Compound ke arah TMAU itu.

DHHUARRR!! DHUARRR!!! TMAU itu mengangkat sebelah tangannya dan menerima serangan TherMian dengan pasrah. Serangan yang diterimanya itu lumayan terasa, dan membuat MAU nya untuk sesaat susah di kendalikan.

"Hoo.... ini toh rasanya kena gempuran Blue Siege Kit", kata suara di dalem kokpit TMAU itu. Zinn...

"Zinn!! jangan ganggu duel gw sama TherMiaN!!", teriak Ravi, "Gw ga butuh bantuan!!".

TMAU Zinn menoleh kepada Ravi, "Gw? bantu elu?", kata Zinn, lalu ketawa, "Ahahahaha!!! Apa yang membuat lu berpikir gw berniat ngebantu elu?!!", seru Zinn lalu melaju dengan TMAUnya kearah Ravi. Dalam waktu singkat, Zinn melayangkan lengan Goliathnya untuk meratakan Ravi dengan tanah.

TRANNNGG!!! Ravi menahan sabetan lengan Goliath itu dengan pedangnya. "Wooghh... boleh juga kekuatan lu bisa nahan TMAU gw...", kata Zinn.

"Iya dong..... gw githu loh!!", seru Ravi yang langsung bersalto dan mengincar kepala TMAU Zinn dengan sebelah pedangnya.
TRAAANGG!!! lengan Goliath yang satu lagi memblok serangan Ravi dengan sempurna.

"Percuma, Vi", kata Zinn.

"Oya?!", balas Ravi, lalu langsung mengayunkan pedang yang satunya lagi, CRASHH!!
dan berhasil membuat kerusakan di bagian kamera TMAU Zinn. Ravi pun kembali bersalto kebelakang. Lalu dengan pose mengejek, Ravi berkata, "Weee... pasti sekarang layar monitor lu jadi susah ngeliat.... huhuhu...".

"Dasar sialan... skarang giliran gw ngerusakin monitor lu!!", seru Zinn sembari kembali menyerang Ravi.

sssshhhhhuuuUUUUWW!!! DHHUUARRRR!! Sebuah tembakan yang mengarah ke Zinn dan Ravi mendarat dengan telak............. ke badan Goliath Zinn, sementara Ravi dan RIsis Cindy dengan sigap ngumpet di balik badan Goliathnya Zinn.
"Buset!! Enak amat lu ngumpet disana!?!", maki Zinn kepada Ravi. Ravi melet sambil mengangkat dua jari telunjuk dan tengahnya berpose 'peace' sambil berlari ngejauh dari TMAU Zinn.

TherMiaN yang melepaskan tembakan itu berseru, "Ooiii..... kurang ajar amat kalian ngacangin gw?! Dasar ga sopan".

Ravi, TherMiaN dan Zinn kembali saling berhadapan, 1 vs 1 vs 1, ga ada temen, semua musuh, ga ada kesempatan untuk lengah sedikit pun. This is it..... the Final Battle....

(Nah... ini saatnya mendengarkan lagu 'One', theme song dari RF^^)

Pertarungan ketiganya berlangsung sangat alot, diantara mereka bertiga, yang paling gesit adalah Ravi, tapi sekaligus juga yang paling banyak mendapatkan luka akibat serangan-serangan TherMiaN dan Zinn, TMAU Zinn daya hancurnya emang jauh lebih besar, tapi kecepatannya berkurang banyak dibandingkan dia mengendarai RMAU, karena ketidak mampuannya bermanuver, Ravi dan TherMiaN cukup banyak memanfaatkan kekurangan tersebut, dan bersama RIsis Cindy lumayan bikin lecet TMAU itu. TherMiaN sendiri meskipun memiliki kemampuan bertahan yang bagus dan bisa bermanuver dengan menutup setengah Siege Kitnya, lumayan kewalahan kalo di serang dari 2 arah, ketiadaan sebelah lengan yang mungkin bisa membantu memegang senjata lain dirasakan cukup membatasi kemampuan TherMian.

Cukup lama rasanya pertarungan ketiga sahabat itu berlangsung. Ravi udah terluka dimana-mana, TMAU Zinn udah banyak kerusakan, ditambah hancurnya sebelah lengan Goliathnya akibat serangan TherMiaN. TherMiaN sendiri Siege Kit nya udah lumayan rusak, sementara bagian badan TherMiaN sendiri sempet lecet juga oleh serangan Ravi.

"Hahhh....Hahhh.....Hahhh....", Ravi yang satu-satunya harus bertarung mengandalkan kemampuan badan sendiri keliatannya cukup terkuras staminanya, "Curang lu pada...... masa gw sendiri yang paling cape?".

"Yah.... itu derita lu, Vi", kata Zinn dari dalem TMAU nya yang muali susah digerakin akibat banyak kerusakan.

"Sialan lu...", sahut Ravi.

Tiba-tiba terdengar pengumuman masing-masing bangsa....

Hati-hati! Bom Nuklir dari Bellato terdeteksi di area!!

Ravi, TherMiaN dan Zinn terkaget mendengarnya, masing-masing pun melihat radar miliknya.

Targetnya...........

Ravi.

Ravi dan RIsis Cindy saling liat-liatan dengan tampang ga percaya. Kabur? gimana caranya? Ravi melihat sekeliling, dan banyak sekali patriot dari 3 bangsa yang menutupi jalannya untuk pergi kemana-mana Zinn dan TherMiaN ngeliatin Ravi dengan perasaan tak menentu.

"Yah..... keliatannya ini akhir dari pertarungan kita....... mendingan kalian pada ngejauh dari gw deh....", kata Ravi dengan senyum, badannya yang udah ampir ga bertenaga dengan luka dimana-mana sepertinya udah pasrah dengan apa yang akan di hadapi. Tanpa di duga, TMAU Zinn kembali menerjang Ravi.

TRAAANNGG!!! Ravi menahan serangan Zinn dengan pedangnya, "ZINN!? NGAPAIN LU?!! CEPET PERGI DARI SINI!!!", kata Ravi.

"Hahaha..... jangan sok keren lu, Vi..... gw belom puas bertarung sama lu...", kata Zinn.

TherMiaN pun ikutan menerjang Ravi untuk mendapatkan jarak tembakan terdekat yang bisa menghasilkan damage lebih tinggi, "HAH!! Daripada kalian berdua mati gara-gara nuklir, mendingan gw yang mampusin kalian berdua!!", seru TherMiaN. Lalu membuka Blue Siege Kitnya dan menembakkannya kearah Ravi dan Zinn.

DHUUUARRR!!! Ravi dan Zinn entah gimana lumayan mampu menghindari tembakan TherMiaN.

Bom akan meledak dalam 15......

"THER!! JANGAN GILA LU!! CEPET PERGI DARI SINI!!!", teriak Ravi.

"CEREWET LU!!!", balas TherMiaN, dan kembali memuntahkan pelurunya ke arah Ravi.

Bom akan meledak dalam 10.....

"UAAAGGGHHHH!!! KALIAN INIII......", teriak Ravi, dan berlari kearah TherMiaN, sementara TMAU Zinn mengejar Ravi.
TherMiaN pun kembali ke posisi bertahan dan berlindung dengan Siege Kit nya, Dari jauh, RIsis Cindy menembak Siege Kit TherMiaN tersebut. Hingga akhirnya Ravi sampe ke tempat TherMiaN berdiri...

"Untuk terakhir kalinya, Ther, akan gw kasih liat...... kekuatan...... GUE!!!!", Ravi memegang kedua pedangnya dalam satu genggaman erat, bagaikan memegang sebuah tongkat baseball, lalu mengayunkannya ke Siege Kit TherMiaN tanpa menggunakan sisi tajem dari pedang itu.

BRUUANNGGG!!!! Pedang ganda yang ada di genggaman Ravi pun hancur berkeping2 bersama adan TherMiaN yang terpental dan melayang menjauh dari Ravi.

"A...APA??!?!" teriak TherMiaN ga percaya kalo dia baru aja di pentalkan oleh Ravi.

Bom akan meledak dalam 5......

"ELU JUGA, ZINN!!", seru Ravi, yang langsung mengambil Hora Staff nya dan langsung meng-cast Sand Storm ke arah TMAU Zinn. Dalam sekejap, tanah solid di depan Ravi bagaikan meledak, dan ledakannya itu terus mengarah ke Zinn, yang akhirnya mendorong dan mementalkan TMAU Zinn menjauh dari Ravi.

"UAGH?!!", teriak Zinn dari TMAUnya.

Bom akan meledak dalam 3....

Ravi yang kehabisan tenaga, berlutut di tanah, RIsis Cindy datang dari belakangnya dan memeluk Ravi. Ravi membalikkan badannya untuk memeluk RIsis Cindy

Bom akan meledak dalam 2.....

Tubuh RIsis Cindy menyala terang, dan sosok Cindy yang biasa kembali muncul... Ravi tersenyum ngeliat Cindy, yang juga tersenyum balik.

Bom akan meledak dalam 1......

TherMiaN dan Zinn melihat saat-saat terakhir Ravi dan Cindy yang berciuman dalam sebuah pelukan hangat....... sebelom akhirnya sebuah cahaya hijau menyilaukan mata mereka dan menimbulkan ledakan yang dahsyat...

BLLLEEGGGGAAAARRRRR!!!!!! Sekian banyak patriot Novus yang berada di dekat lokasi Ravi juga terkena imbasnya, bahkan TherMiaN dan Zinn yang udah cukup jauh dari posisi Ravi masih terkena dampaknya, efek nuklir yang jatoh menurunkan HP mereka secara drastis, dan membuat tubuh mereka terkena radiasi berwarna hijau.

Saat Zinn dan TherMiaN memandang ketempat dimana Ravi berada........ semuanya udah rata dengan tanah, wujud Ravi dan Cindy udah ga terlihat sama sekali, bahkan armor dan senjata Ravi pun lenyap ga berbekas............mereka telah gugur...... bersama patriot Novus lainnya.

Ravi, seorang teman yang sangat baik, playboy cap flem yang selalu ceria dan rada-rada nyeleneh..... sudah tiada. Ga berasa, air mata menetes dari mata Zinn. TherMiaN pun terdiam tanpa bergerak.

"AAAAGGGHHHH!!!!!" teriak Zinn dari kokpitnya, lalu mencoba membangunkan TMAUnya dengan susah payah. "TherMiaN!! Kita belom selesai!!!", seru Zinn kepada TherMiaN.

TherMiaN pun berusaha berdiri dengan susah payah dengan Blue Siege Kit nya yang udah acak adut. "Berisik..... lu pikir gw udah selesai?", sahut TherMiaN, yang akhirnya bisa berdiri dan mengambil posisi menembak kembali.

Keduanya tau kalo mereka melanjutkan bertarung cuma demi melupakan kesedihan mereka atas kematian Ravi, tanpa memperdulikan nyawa yang udah Ravi berikan kepada mereka.

Zinn menerjang dengan TMAU nya yang tinggal memiliki sebelah lengan kearah TherMiaN, TherMiaN menembak dengan sisa-sisa tenaga dan pelurunya.

DHUARR!!! TMAU Zinn udah ga mampu bermanuver menghindari serangan TherMiaN dan hanya menerima peluru-peluru Launcher TherMiaN dengan pasrah.

DHUARRR!! Tembakan kali ini menghancurkan sebelah lengan Goliath Zinn yang tersisa. Tapi Zinn sama sekali ga menghentikan terjangannya.

DHUARRR!! Tembakan berikutnya merusakkan sendi di kaki TMAU Zinn, dan membuat unitnya tersungkur di tanah dan terguling-guling..... masih cukup jauh dari TherMiaN.

Zinn mencoba membangkitkan unitnya, tapi dengan kerusakan yang dia terima, TMAU nya udah sama sekali ga sanggup untuk berdiri.

"Ayo Verde!! Kita belom selesai!!! Ayo berdiri!!", serunya kepada unit miliknya, sambil terus berusaha membangkitkan unitnya. Dari luar, terlihat sekali usaha Zinn untuk membuat TMAU nya berdiri lagi.... tanpa hasil.

TherMiaN menutup Blue Siege Kitnya, dan berjalan perlahan mendekati Zinn.
"Segitu aja kekuatan mesin lu, Zinn? segitu aja..... kemampuan... lu?", katanya sambil terus melangkah.

Zinn tau kalo TherMiaN bukan tipe yang membiarkan lawannya hidup dalam sebuah perang, dengan segala daya, Zinn terus mencoba membangkitkan TMAUnya.

"Hehehehe..... kasian amat lu..... bahkan gw aja kasian ngeliat lu.... berjuang mempertahankan hidup lu..... dengan cara yang menyedihkan.....", ucap TherMiaN dengan tawa yang dingin.

WHUSHHH!! Tiba-tiba langkah TherMiaN terasa berat banget..... Ensnare?!! TherMiaN langsung mencari sumber debuff itu, dan di ujung sana, dia ngeliat........... Monica. Monica berdiri di sana dengan menggunakan pakaian spiritualis Cora-nya dan memberikan debuff kepada TherMiaN untuk mencegah TherMiaN menyerang Zinn.
"Monica?!", seru Zinn heran, "Ngapain kamu disini?!!".

"Them.... hentikan ini!!", teriak Monica dengan tegas. TherMiaN memandang Monica sejenak, lalu matanya menyala terang seolah-olah menertawakan Monica, dan dia melanjutkan gerakannya mendekati Zinn. "TherMiaN!! JANGAN!!", pekik Monica sambil menyerang TherMiaN dengan Energy Ball.

DHARR!! TherMiaN tersungkur menerima serangan langsung Monica. "TherMiaN!!", teriak Monica khawatir.

"Hehehe... aneh sekali.... lu mengkhawatirkan musuh yang lu serang?", kata TherMiaN dingin, lalu berdiri lagi, dan kembali berjalan mendekati Zinn.
"TherMiaN!!! Tolong berhenti!!!! PLEASE!!!", teriak Monica lagi, kali ini, dengan air mata di pipinya.... tapi seperti sebelomnya, permohonan Monica sama sekali ga di gubris oleh TherMiaN.

Akhirnya dengan susah payah, TherMiaN sampe di deket Zinn dan langsung membuka Blue Siege Kitnya. Pada saat TherMiaN membuka Siege Kitnya, kerusakannya rupanya lebih parah dari dugaan, berulang kali Siege Kit tersebut macet di tengah jalan, tapi tetep di paksa membuka oleh TherMiaN.

Pada akhinyr bisa terbuka pun, Siege Kit itu korslet dimana-mana, sepertinya bisa meledak kapan aja. TherMiaN memperhatikan gejala ini, dan berkata kepada Zinn, "Gimana kalo kita sama-sama nyusul si dodol itu?", katanya tenang.

"THERMIAN!!" teriak Monica, TherMiaN menengok sejenak kearah Monica. Diujung sana, Monica udah mempersiapkan Lightning Chain, tubuhnya udah di aliri listrik menandakan dia bisa menyerang kapan aja. "Kalo kamu terusin, aku akan menembak!!", teriak Monica dengan banjir air mata membasahi pipinya. "Please...... Themmy....... jangan lakukan ini......", tangis Monica sambil bergeleng-geleng memohon.....

TherMiaN diam ga bergerak memandang Monica, Monica yang ga berhenti menangis terus menatap TherMiaN penuh harapan. Harapan agar pujaan hatinya melepaskan dia dari belenggu dilemma ini.

Tiba-tiba mata TherMiaN menyala terang, dan dengan satu gerakan jarinya, dia menekan pelatuk Launchernya.

TWIIIIINNNGG.... Moncong Launcher itupun menyala, bersamaan dengan itu, seluruh tubuh Siege Kitnya mulai mengalami korsleting parah dan timbul percikan api dimana-mana.
Zinn yang masih terbaring di dalam MAU nya cuma bisa pasrah menerima serangan TherMiaN.

"JANGANNN!!!!" teriak Monica seraya reflek melepaskan Lightning Chain ke arah TherMiaN.

BZZZZRTTTTRTR!!!

"UGH!!", serangan energi yang membalut seluruh tubuh TherMiaN beserta Siege Kitnya itu menghantam TherMiaN tanpa ampun. Perlahan-lahan, Siege Kitnya mulai mengalami ledakan-ledakan kecil. Begitu juga dengan bagian-bagian tubuh TherMiaN.

"Astaga!! Them!!!", Monica berteriak panik dan berlari mendekati TherMiaN.

"JANGAN MENDEKAT!!", teriak TherMiaN, lalu mengarahkan moncong Launchernya yang tadi ga jadi meletus ke arah Monica.

"Them?", Monica memandang TherMiaN dengan penuh tanda tanya. Air matanya yang mengalir dari tadi malah makin deres melihat sosok yang dicintainya terluka oleh dirinya. "Maafin aku......", isaknya....

"Dasar bodoh.... ngapain minta maaf....", kata TherMiaN.
Kata-kata TherMiaN sama sekali ga membantu Monica meredakan tangisannya. TherMiaN lalu berseru, "Zinn!!", Zinn terkaget mendengar panggilan TherMiaN malah jadi bengong, sekali lagi TherMiaN berseru, "KRZKTKZINN.....!!!", panggilannnya kali ini agak susah di denger, karena sepertinya sistem suara di tubuh TherMiaN mulai rusak. Ledakan-ledakan yang tadinya kecil-kecil sekarang udah mulai jadi besar.

Zinn menekan tombol speaker outputnya, "Kenapa Ther?".

"Mau...KRZZTK.... nitip peZZZKK....... pesen apa RRKKTZZ...... buat Ravi?", tanya TherMiaN.

Mata Zinn ga mampu membendung air mata yang tumpah keluar, dengan susah payah, dia berkata, "Gue ga akan lupain kalian berdua...... *sroot.....sahabat-sahabat terbaik gw.....", ucap Zinn ditengah isakan tertahannya.

TherMiaN ketawa mendengarnya, "HahaKRZTZ.... Kayak cewe luTRZTK... pake nangis segalaZZTRK", TherMiaN memperhatikan Monica yang berdiri di hadapannya, dengan harapan cukup jauh agar Monica ga terkena imbas dari ledakan dirinya.

"Mon.....", panggil TherMiaN lembut... Monica udah ga mampu berkata apa-apa cuma bisa memperhatikan siksaan yang sedang di alami kekasih hatinya. "Thanks......... sayang.....", kata TherMiaN lembut sekali. Ledakan-ledakan di Siege Kit TherMiaN pun sampai pada puncaknya dan menghancurkan Siege Kit tersebut dengan sebuah ledakan.

DHUAR!! Ledakan Siege Kit itu menghancurkan sebelah tangan TherMiaN yang tersisa. Ledakan-ledakan di badan TherMiaN pun semakin besar. TherMiaN tetep berdiri tegak di hadapan Monica sambil menanti saat-saat dipanggilnya dia kepangkuan DECEM.

Monica menggeleng-gelengkan kepalanya, "Jangan..... ihik.....Them......hik... jangan tinggalin aku...", isak Monica. "Themmy.... maafin aku......Huaaaa....", tangis Monica tersedu-sedu.

"Good.....bye.....", adalah kata-kata terakhir TherMiaN sebelom dirinya meledak dan hancur berkeping-keping.

DHUARRRRR!!!! serpihan tubuh TherMiaN berpencar keberbagai penjuru, tapi ajaibnya, Monica yang berdiri beberapa jarak dari dia sama sekali ga terluka, seperti TherMiaN melindungi Monica untuk yang terakhir kalinya.

"UWAAAAAAA..... THEMMMYYYY....... WUAAAAAAAAA....", teriak Monica nyaring sambil jatuh terduduk. Zinn bergegas keluar dari kokpitnya dan menghampiri Monica lalu memeluk adiknya yang seluruh badannya bergetar akibat tangisan hebatnya.

Selamat tinggal..... Ravi..... TherMiaN.....

.....................

Perang hari itu berakhir dengan sebuah kemenangan untuk Bellato yang menjalankan strategi dengan baik sekali meng-counter attack chip Accretia.

Sebulan setelah itu..... Zinn dan Monica pergi ketempat dimana mereka membuatkan batu nisan untuk Ravi, TherMiaN dan Cindy... ditempat rahasia Monica.

Monica berlutut di depan nisan TherMian, dan berdoa kepada DECEM.

"Udah sebulan ya...", kata Zinn sambil memperhatikan nisan sahabat-sahabatnya. Zinn pun berlutut disamping Monica, dan mendoakan semua sahabat-sahabatnya agar diterima dengan baik disisi DECEM.

Setelah selesai berdoa, Zinn berdiri duluan. Monica setelah selesai berdoa, berkata kepada nisan TherMiaN, "Them.... aku baik-baik aja...... jangan khawatir ya.....", kata Monica lembut, perlahan, sebutir air mata mengalir di pipinya. Zinn merasakan kesedihan Monica, lalu mengelus-elus kepala Monica.

"Tenang aja Them, gw jagain cewe lu bae-bae", kata Zinn. Monica jadi tersenyum mendengar perkataan kakaknya.

Dan setelah itu, Zinn secara mengejutkan memutuskan untuk pensiun dari patriot Bellato, dan mulai hidup tenang bersama istri barunya, tidak jauh dari rumah Monica dan orangtuanya.
Tiap tahun, dia dan Monica mengunjungi nisan Ravi, TherMiaN dan Cindy....
-------------------
This....... is The Story of Novus........

=================================
THE END.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar